Sukses

Harga BBM Naik, Aliran Dana Investor Asing Tambah ke Bursa

Aliran dana investor asing masuk ke pasar modal tembus sekitar Rp 48 triliun hingga Senin 17 November 2014 saat harga BBM naik.

Liputan6.com, Jakarta - Aliran dana investor asing diperkirakan kembali masuk ke pasar modal Indonesia. Hal ini didukung stimulus bank sentral Jepang dan Eropa ditambah kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.

Hal itu disampaikan dalam laporan PT Sucorinvest Gani, yang dikutip pada Selasa (18/11/2014). Aliran dana investor asing yang masuk ke pasar modal mencapai Rp 48,69 triliun hingga Senin 17 November 2014.

Dalam dua hari ini, investor asing juga cenderung masuk ke pasar modal. Kemarin, aliran dana investor asing masuk ke bursa saham mencapai Rp 441,3 miliar. Sentimen bank sentral Jepang dan Eropa akan mengeluarkan stimulus untuk menggerakkan perekonomiannya juga mendukung aliran dana ke bursa saham Indonesia.

Pertumbuhan ekonomi Jepang susut menjadi 1,6 persen pada kuaral III 2014. Pelaku pasar mengharapkan bank sentral Jepang mengeluarkan stimulusnya untuk menggairahkan ekonomi. Sedangkan pernyataan pimpinan bank sentral Eropa Mario Draghi untuk membeli obligasi pemerintah bila prediksi ekonomi kurang baik juga menimbulkan harapan ke pasar saham.

Sementara itu, Analis PT Woori Korindo Securities, Reza Priyambada mengatakan, dampak kenaikan harga BBM bersubsidi akan menjadi pemandangan menarik di pasar saham. Hal itu ada adu kekuatan antara pembeli yang setuju harga BBM dan sebaliknya."Bagi investor tetap perhatikan ritme dan arah pasar," ujar Reza.

Ia menuturkan, gerak IHSG masih didominasi oleh aksi investor asing yang hampir mayoritas setuju dengan harga BBM naik. Reza pun mengingatkan pelaku pasar tidak panik untuk menanggapi kebijakan itu.

Walau aliran dana investor asing banyak masuk ke portofolio saham, Analis PT First Asia Capital David Sutyanto mengingatkan agar pemerintah tak hanya fokus menjaga aliran dana investor asing di porfofolio tetapi juga menggerakan dana investor lewat investasi langsung ke sektor riil.

"Fokus jaga pertumbuhan ekonomi tetap menampung investor asing yang langsung dengan membangun pabrik, infrastruktur, dan joint dengan proyek pemerintah itu harus difokuskan. Karena nantinya itu jangka panjang jauh lebih baik dari hot money yang langsung banyak," kata David kepada Liputan6.com. (Ahm/)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini