Sukses

China Siap Pangkas Suku Bunga Acuannya Lagi

Pemerintah dan Bank Sentral China menyatakan siap untuk memangkas kembali suku bunganya setelah melakukannya akhir pekan lalu

Liputan6.com, Beijing - Pemerintah dan Bank Sentral China menyatakan siap memangkas kembali suku bunga setelah langkah tersebut diambil secara tiba-tiba pada akhir pekan lalu.

Pembatasan kredit juga akan dihapus yang memicu kekhawatiran bahwa deflasi dapat mendorong tingkat utang, kegagalan bisnis hingga pemutusan hubungan kerja.

Mengutip laman Reuters, Senin (24/11/2014), China secara mengejutkan menurunkan suku bunga acuannya sejak dua tahun terakhir.

Bank Sentral China selalu mempertahankan langkah stimulus bergerak stagnan sebelum akhirnya mengambil kebijakan moneter tersebut guna menstabilkan perekonomian.

Sejauh ini, pertumbuhan ekonomi China telah melambat hingga 7,3 persen pada kuartal III dan para pembuat kebijakan khawatir levelnya akan terus menurun hingga di bawah 7 persen. Sejak krisis finansial global, ekonomi China tak pernah tumbuh dengan laju perekonomian selambat itu.

Harga-harga di China terus merosot selama hampir tiga tahun terakhir dan menjadi tekanan bagi para pengusaha manufaktur. Tingkat inflasi konsumen juga masih rendah.

"Para petinggi negara telah mengubah cara pandangnya," ungkap ekonom senior yang terlibat dalam diskusi kebijakan internal China dan namanya enggan disebutkan.

Para ekonom yang namanya juga enggan disebutkan mengatakan, Bank Sentral China telah mengalihkan fokus kebijakannya menjadi berbasis simulus.

Tak hanya itu, Bank Sentral China juga lebih terbuka terhadap pemangkasan suku bunga kembali seiring dengan pemangkasan rasio persyaratan pinjamnan di industri perbangkan.

China memangkas rasio pinjaman untuk beberapa bank tahun ini tapi belum mengumumkan pengurangan rasio secara menyeluruh sejak Mei 2012.

"Pemangkasan suku bunga lebih lanjut harus terus berada dalam alurnya mengingat kini para pejabat negara telah berada di siklus tersebut," ungkap para ekonom tersebut.

Keputusan tersebut juga diambil lantaran pemerintah China khawatir utangnya membengkak dan menyebabkan harga properti melambung.

Selain itu, pemerintah khawatir aksi reformasinya tertunda karena terdapat tanda-tanda perlambatan pertumbuhan ekonomi akibat sektor properti yang kian membeku.(Sis/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Persentase dari pokok utang yang dibayarkan sebagai imbal jasa (bunga) dalam suatu periode tertentu disebut suku bunga.

    suku bunga

  • Negara dengan penduduk terbanyak di seluruh dunia. Negara ini telah berganti nama menjadi Republik Rakyat Tiongkok.
    Negara dengan penduduk terbanyak di seluruh dunia. Negara ini telah berganti nama menjadi Republik Rakyat Tiongkok.

    China