Sukses

3 Agenda Ekonomi yang Paling Dinanti Dunia

Perekonomian Asia bulan ini tampak aktif berfluktuasi mengikuti kondisi ekonomi di beberapa negara di kawasannya.

Liputan6.com, New York - Perekonomian Asia bulan ini tampak aktif berfluktuasi mengikuti kondisi ekonomi di beberapa negara di kawasannya. Mendekati akhir tahun, para pelaku pasar terus menumpahkan fokusnya pada pergerakan pasar keuangan.

Bulan ini, perekonomian Jepang yang nyaris mengalami resesi menjadi salah satu perhatian pasar. Selain itu, keputusan China yang mengejutkan untuk memangkas suku bunga acuannya juga turut mencuri fokus para investor.

Lantas apa saja yang dapat menggerakan perekonomian Asia pekan ini?. Berikut tiga agenda yang akan menjadi perhatian utama para investor seperti dikutip dari CNBC, Senin (24/11/2014):

1. Data Ekonomi Jepang

Para investor asing kini masih menanti bagaimana perekonomian Jepang bergerak di akhir kuartal tahun ini. Pasalnya, kini data inflasi, pengeluaran rumah tangga, jumlah pekerja, penjualan ritel dan output industri selama Oktober tampak kurang baik.

Belum lagi, data ekonomi yang mengejutkan nyaris membuat Jepang kembali mengalami resesi. Sejauh ini, inflasi konsumen diprediksi melambat pada Oktober dan meningkatkan keraguan apakan Bank Sentral Jepang mampu mencapai target pertumbuhan ekonomi 2 persen tahun depan.

Artinya para investor masih akan menanti rilis pertemuan Bank Sentral Jepang yang digelar 30 Oktober lalu.

2. Pengumuman PDB di beberapa negara

Beberapa negara Asia akan merilis data pertumbuhan domestik bruto (PDB) tahun ini termasuk India, Filipina, Taiwan dan Singapura.

Data pertumbuhan ekonomi India yang akan dirilis akhir pekan ini diprediksi menunjukkan penguatan sebesar 5,3 persen sepanjang kuartal II.

Sementara pertumbuhan ekonomi Singapura juga diperkirakan menguat 2,5 persen pada kuartal III. Lembaga riset Moody's Analytics mengungkapkan hasil pertumbuhan ekonomi di India seharusnya menunjukkan pergerakan positif setelah pemilihan umum.

Kondisi itu diharapkan meningkatkan sentimen bisnis dan dapat mengangkat jumlah investasi.

3. Pertemuan OPEC

Harga minyak dunia terus anjlok dan tak menunjukkan adanya tanda-tanda penguatan. Para pedagang minyak akan menanti dengan sabar pertemuan para anggota Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) di Wina pekan ini.

Meski begitu, para analis merasa keputusan menurunkan produksi minyak tak akan diambil OPEC dalam pertemuannya.

"Ada 55 persen peluang OPEC tak menurunkan jumlah produksi. Tampaknya akan ada perbedaan pendapat dalam pertemuan OPEC kali ini," ungkap regional head of oil & gas research at JP Morgan Scott Darling. (Sis/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.