Sukses

Ekonomi China Jadi Korban Kebijakan The Fed Berikutnya?

Setelah menghantam ekonomi Indonesia dan India, tahun ini, kebijakan The Fed diprediksi bisa menggoyahkan perekonomian China.

Liputan6.com, New York - Tahun lalu, Indonesia dan India menjadi korban kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed). Itu terjadi saat The Fed mengumumkan pencabutan dana stimulus senilai US$ 85 miliar per bulan.

Sedangkan tahun ini, kebijakan suku bunga The Fed diprediksi bisa menggoyahkan perekonomian China.

Mengutip laman CNBC, Selasa (25/11/2014), HSBC mengingatkan, China, Hong Kong dan Malaysia harus menjadi fokus utama para investor di tengah perkiraan kenaikkan suku bunga AS pada 2015.

Pasalnya, surplus transaksi berjalan di tiga negara tersebut terus merosot dengan cepat dalam kurun waktu 2008 hingga 2013.

Ekonom Senior HSBC Federic Neumann mengatakan, dibandingkan negara-negara Asia lainnya, kemerosotan surplus transaksi berjalan di tiga negara tersebut tercatat paling parah.

"Kemerosotan surplus dapat menjadi sinyal kerapuhan ekonomi negara berkembang sama halnya seperti penyempitan defisit yang dapat membuat sebuah negara lebih tanggung. Singkatnya, jangan hanya melihat neraca transaksi berjalan saat ini, tapi arahnya akan ke mana," ungkap Neumann.

Pada 2013, negara-negara berkembang mengalami volatilitas ekonomi saat The Fed pertama kali mengumumkan rencana stimulusnya.

Indonesia dan India merupakan dua negara yang terkena hantaman paling parah dengan anjloknya pasar saham dan kemerosotan nilai mata uang. Semua itu dipicu defisit transaksi berjalan yang terlalu besar.

"Jika tingkat simpanan negara merosot, khususnya di bidang investasi, seringkali itu merupakan peningkatan sinyal inefisiensi yang mencerminkan kesalahan alokasi modal. Tentu saja itu akan menekan sektor keuangan suatu negara," tutur dia.

China, Hong Kong dan Malaysia menunjukkan sisi perekonomian yang lebih mengkhawatirkan dengan penurunan tingkat simpanan nasional dalam kurun waktu lima tahun hingga 2013.

Tapi tak semuanya sepakat dengan pernyataan tersebut. Head of Research ING Financial Markets, Tim Condon mengatakan, para investor lebih mengkhawatirkan kondisi yang terjadi saat ini dan bukan tren jangka panjang.

"Pembengkakan surplus China tahun ini dapat melindungi pasar keuangannya dari kenaikan suku bunga The Fed," pungkasnya. (Sis/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • The Fed adalah salah satu bank sentral di AS yang tertua dan berdiri sejak tahun 1913 melalui kongres.

    The Fed

  • Persentase dari pokok utang yang dibayarkan sebagai imbal jasa (bunga) dalam suatu periode tertentu disebut suku bunga.

    suku bunga

  • Negara dengan penduduk terbanyak di seluruh dunia. Negara ini telah berganti nama menjadi Republik Rakyat Tiongkok.
    Negara dengan penduduk terbanyak di seluruh dunia. Negara ini telah berganti nama menjadi Republik Rakyat Tiongkok.

    China