Sukses

Harga Minyak Tertekan, Bursa Saham Asia Muram

Sejumlah sentimen mulai dari harga minyak makin tertekan dan data manufaktur China merosot membuat bursa saham Asia kurang bersemangat.

Liputan6.com, Wellington - Bursa saham Asia melemah di awal perdagangan saham seiring indeks manufaktur China melemah dari yang diharapkan. Sementara itu, dolar menguat di tengah harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) jatuh ke level terendah dalam lima tahun.

Indeks MSCI Asia Pacific, indeks saham acuan regional melemah tipis 0,3 persen. Hal itu dipicu dari indeks saham Australia dan indeks saham Korea Selatan Kospi yang melemah.

Mengutip laman Bloomberg, Senin (1/12/2014), indeks saham Jepang Nikkei dibuka naik 0,1 persen ke level 17.475,10. Indeks saham Jepang Topix mendaki 0,4 persen ke level 1.415,74 di awal perdagangan saham. Penguatan indeks saham Jepang ditopang yen melemah terhadap dolar.

Sementara itu, indeks saham Australia tergelincir 0,6 persen di awal perdagangan saham. Hal itu seiring sektor saham energi tertekan karena harga minyak dunia semakin merosot.

Penurunan indeks saham diikuti indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 1,2 persen ke level 23.704,87. Indeks saham Shanghai melemah 0,4 persen ke level 2.693,03 di awal perdagangan saham.

Harga minyak yang tertekan juga mempengaruhi bursa saham. Harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) jatuh 2,1 persen menjadi US$ 64,75 per barel pada pukul 10.07 waktu Tokyo. Angka tersebut terendah sejak Juli 2009.

Selain itu, harga emas pun merosot sebanyak 2,1 persen yang diikuti harga perak. Harga tembaga dan nikel melemah 1,2 persen. Sedangkan indeks dolar naik 0,2 persen.

Rilis data China pun mengecewakan. Indeks manufaktur China pada November 2014 turun menjadi 50,3 dibandingkan periode Oktober di kisaran 50,8. "Kekhawatiran terhadap disinflasi dan deflasi yang didorong oleh pasar energi dan komoditas. Jelas keputusan Arab Saudi yang tidak menyetujui memangkas produksi memiliki nada geopolitik yang kuat," ujar Richard Gibbs, Global Head of Economic Macquarie Group Ltd.

Arab Saudi sebagai eksportir minyak terbesar di antara negara organisai pengekspor minyak (OPEC) sebagai kekuatan dari anggota kelompok 12 negara ini mempertahankan pagu produksinya sebanyak 30 juta barel per hari. (Ahm/)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini