Sukses

Kenaikan Harga BBM Bersubsidi dan Cabai Dongkrak Inflasi

Kenaikan harga BBM bersubsidi dan cabai memicu kenaikan inflasi di Semarang pada November 2014 yang mencapai 1,36 persen.

Liputan6.com, Semarang - Kenaikan harga BBM bersubsidi dan cabai menjadi pemicu inflasi pada November 2014. Tercatat inflasi mencapai 1,36 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 115,99.

Menurut Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah (Jateng), Jam Jam Zamachsyari, angka ini lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya yang hanya 0,52 persen dengan IHK 114,43. "Kenaikan harga BBM subsidi beberapa waktu lalu dan tingginya harga cabai menyebabkan inflasi di November," kata Jam Jam, Selasa (2/12/2014).

Selain harga BBM bersubsidi dan cabai, komoditas lain yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya inflasi adalah angkutan dalam kota, dan beras. Menurut Jam Jam, kenaikan tarif angkutan dalam kota merupakan akibat dari kenaikan harga BBM subsidi.

"Melihat kondisi di lapangan memang kenaikan harga BBM ini sudah berdampak pada kenaikan tarif angkutan. Fakta di lapangan sudah banyak pengusaha angkutan umum yang menaikkan tarif untuk penumpang," kata Jam Jam.

Harga cabai yang tinggi terjadi sejak tiga bulan lalu, menurut Jam Jam lebih disebabkan karena dampak  kemarau panjang. "Selain itu karena sudah masuk di musim tanam sehingga pasokan menjadi kurang lancar, kondisi yang sama juga terjadi untuk komoditas beras," ujar Jam Jam.

Jam Jam mengungkapkan, melihat kondisi-kondisi sebelumnya, inflasi akan lebih tinggi setelah menginjak bulan kedua pasca kenaikan harga BBM. Kemunginan Desember mendatang angka inflasi lebih tinggi mengingat dampak dari kenaikan harga BBM lebih terasa.

"Kalau untuk November ini dampak kenaikan harga BBM subsidi baru dirasakan beberapa hari saja, sedangkan pada bulan Desember mendatang akan terasa satu bulan penuh. Selain itu, penyesuaian harga mulai terjadi di hampir semua sektor," tutur Jam Jam.

Jam Jam Zamachsari berharap agar masyarakat bisa mengurangi sikap konsumtif sehingga laju inflasi bisa ditekan. Berdasarkan survei biaya hidup di enam kota di Jateng, Kota Cilacap merupakan daerah dengan angka inflasi tertinggi yaitu 1,52 persen dengan IHK 119,07, selanjutnya Kota Surakarta 1,47 persen dengan IHK 114,23.

Kota Purwokerto dengan inflasi 1,38 persen dengan IHK 115,06, Kota Semarang 1,35 persen dengan IHK 115,95, Kota Kudus 1,31 persen dengan IHK 121,17, dan inflasi terendah terjadi di Kota Tegal sebesar 1,05 persen dengan IHK 112,86. (Edhie P/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.