Sukses

Investor Kecewa Jika Jokowi Batal Naikkan Harga BBM

Jokowi dikatakan dapat mengecewakan para investor jika tidak menaikkan harga BBM.

Liputan6.com, New York - Setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan harga bahan bakar minyak (BBM) bulan lalu, perekonomian Indonesia masih menjadi sorotan sejumlah ekonom dari dalam dan luar negeri. Gareth Leather, ekonom wilayah Asia di perusahaan konsultasi dan riset global Capital Economics menilai, Jokowi dikatakan dapat mengecewakan para investor jika tidak menaikkan harga BBM.

Mengutip laman dw.de, Selasa (2/12/2014), Leather menerangkan, pemerintah Jokowi memiliki pilihan untuk menaikkan harga BBM secara drastis atau melakukannya secara bertahap. Semua itu harus tetap dilakukan dengan tujuan menghapus subsidi BBM sesuai dengan janji yang telah digaungkan Jokowi sebelumnya.

Meski begitu, Leather mengatakan, tren penurunan harga minyak saat ini memang mengurangi urgensi melakukan reformasi tersebut dalam waktu dekat.

"Tapi perbedaan janji Jokowi (tidak menaikkan harga BBM) dapat mengecewakan para investor yang sangat berharap Jokowi mampu memutar balik perekonomian Indonesia," terangnya.

Sejauh ini, subsidi BBM yang terlampau besar memang belum secara langsung dirasakan masyarakat kecil. Sementara pengalihan subsidi dapat digunakan untuk membiayai pembangunan infrastruktur yang memang membutuhkan dana besar.

Leather juga menyampaikan pemangkasan subsidi BBM dapat mendorong tingkat inflasi.

"Terakhir kali harga BBM naik, inflasi melonjak dari 5 persen menjadi 8 persen hanya dalam satu bulan. Bank Indonesia tak serta menaikkan suku bunga dan membuat pertumbuhan ekonomi melemah," jelasnya.

Seperti diketahui, Jokowi secara resmi menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis premium dan solar mulai Selasa (18/11/2014) pukul 00.00 WIB.

Harga premium naik Rp 2.000 menjadi Rp 8.500 per liter dari sebelumnya Rp 6.500 per liter. Sementara harga solar naik Rp 2.000 dari Rp 5.500 menjadi Rp 7.500 per liter. (Sis/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini