Sejak November, Bulog Jateng Hentikan Pembelian Beras Petani

Liputan6.com, Semarang - Perum Bulog Divisi Regional Jawa Tengah terhitung mulai akhir November 2014 kemarin menghentikan pembelian gabah dari petani. Alasannya, harga di pasaran lebih tinggi dari harga standar Bulog untuk beras kelas medium.

"Saat ini memasuki musim tanam,  tentu saja pasokan beras dari petani juga berkurang. Akibatnya harga beras di pasar dengan kualitas setara beras medium di Bulog sudah berkisar Rp7.300 per kilo gram (kg)," jelas Kepala Bulog Divre Jateng Damin Hartono, Rabu (3/12/2014).

Ditambahkan, standar harga yang di pakai Bulog sebesar Rp 6.600 per kg. Oleh karena itu, petani enggan menjual beras ke Bulog jika harga di pasar ternyata lebih tinggi.

"Jika harga beras di bawah Rp6.600 per kg maka Bulog diwajibkan untuk membeli dari petani, tetapi karena ini di harga Rp7.300 jadi kami tidak bisa menyerapnya," kata Damin.

Menurutnya, berdirinya Bulog adalah sebagai penyerap beras petani saat panen raya dan harga jatuh. Dengan keberadaan Bulog yang siap menampung, para petani tidak kebingungan harus menjual hasil panennya kemana.

Apalagi, untuk saat ini stok beras di Bulog Divre Jateng masih mencukupi hingga 7,5 bulan mendatang. Total stok beras yang dimiliki Bulog Jateng hingga saat ini mencapai 288.927 ton.

Damin menyebutkan bahwa saat musim panen diperkirakan mulai  Maret 2015. Pada saat itu, petani di daerah Kabupaten Pati dan Blora sudah mulai melakukan panen.

Panen raya secara bersama-sama diperkirakan pada April 2015. Saat itulah stok dari petani sangat banyak sehingga Bulog mulai melakukan penyerapan.

"Tujuan dari pengadaan beras yang kami lakukan salah satunya mengamankan harga ketika terjadi stok yang berlebihan, jadi ada kemungkinan saat panen raya harga beras akan turun," kata Damin. (Edhie Prayitno Ige/Gdn)