Sukses

Rupiah Melemah, IHSG Tergelincir 43 Poin

Nilai tukar rupiah melemah dorong aksi jual di bursa saham sehingga IHSG turun 43 poin ke level 5.144,01 pada perdagangan saham hari ini.

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kurang bergairah di awal pekan ini. Dolar menguat terhadap sejumlah mata uang termasuk Rupiah telah mendorong aksi ambil untung di bursa saham.

Pada penutupan perdagangan saham, Senin (8/12/2014), IHSG turun 43,98 poin (0,85 persen) ke level 5.144,01. Indeks saham LQ45 melemah 1,06 persen ke level 884,27. Seluruh indeks saham acuan tertekan pada hari ini.

IHSG melemah didorong dari 226 saham berada di zona merah. Sementara itu, 81 saham menguat sedangkan 74 saham lainnya diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham 222.056 kali dengan volume perdagangan saham 6,99 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 5,09 triliun.

Sepanjang hari ini, IHSG variatif dengan kecenderungan melemah. Di awal perdagangan saham, IHSG sempat naik 9 poin ke level 5.197,89. Bahkan IHSG sempat level tertinggi di kisaran 5.207,21 dan terendah 5.124,54.

Secara sektoral, seluruh sektor saham tertekan. Sektor saham pertambangan turun 2,33 persen, lalu sektor saham konstruksi melemah 1,73 persen, dan sektor saham perkebunan melemah 1,46 persen.

Pada hari ini, saham-saham yang cenderung menguat dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham DSFI naik 35 persen ke level Rp 135 per saham, saham APOL mendaki 19,30 persen ke level Rp 68, dan sektor saham NIPS naik 10,42 persen ke level Rp 530 per saham.

Sementara itu, saham-saham yang tertekan antara lain saham ASRI turun 4,17 persen ke level Rp 575 per saham, saham WSKT melemah 3,9 persen ke level Rp 1.110 per saham, dan saham BBNI tergelincir 3,24 persen ke level Rp 5.975 per saham.

Kepala Riset PT Universal Broker Securities, Satrio Utomo menuturkan, dolar menguat terhadap rupiah telah menekan IHSG. Hal itu karena memicu aksi ambil untung di bursa saham. Menurut Satrio, dolar menguat itu didorong dari krisis yang terjadi di Rusia. "Rusia termasuk emerging market. Jadi ketika rubel melemah jadi berdampak terhadap Rupiah seharusnya tidak terpengaruh. Karena kini Indonesia jadi pengimpor minyak," ujar Satrio saat dihubungi Liputan6.com.

Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar dari 12.296 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat 5 Desember 2014 menjadi 12.352 pada 13 Desember 2014.

Sementara itu, gerak bursa saham Asia belum terlalu mempengaruhi IHSG. Satrio menuturkan, China menurunkan pertumbuhan ekonominya akan tetapi pelaku pasar di Hong Kong dan Singapura masih merespons positif.

Sementara itu, bursa saham Asia cenderung variatif hari ini. Indeks saham Jepang Nikkei naik 0,1 persen. Lalu diikuti indeks saham Hong Kong Hang Seng menguat 0,5 persen dan indeks saham Shanghai naik 3 persen. Indek ssaham Australia mendaki 0,7 persen.

Sementara itu, indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,4 persen, indeks saham Mumbai turun 0,3 persen dan indeks saham Taipei melemah 0,2 persen. (Ahm/)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.