Sukses

Menkeu Ingin Bantu Saleh Husin Kembangkan Industri Manufaktur

Menurut Menteri Keuangan ada tiga sektor manufaktur yang dapat dikembangkan di Indonesia untuk mengurangi defisit transaksi berjalan.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) serius mendorong pertumbuhan industri manufaktur dalam lima tahun mendatang. Ada tiga jenis manufaktur yang sangat tepat dikembangkan di Indonesia.

Menteri Keuangan (Menkeu), Bambang Brodjonegoro berharap dapat berkontribusi pada sektor riil lima tahun ke depan. "Lima tahun mendatang ini, saya ingin membantu Saleh Husin (Menteri Perindustrian)," ujar dia saat di Rapimnas Kadin Indonesia, Jakarta, Selasa (9/12/2014).

Dirinya mengaku sedang memikirkan industri manufaktur yang tepat untuk dikembangkan. Dalam benak mantan Wakil Menteri Keuangan itu, ada tiga industri manufaktur.

"Pertama, manufaktur hilirisasi. Kedua manufaktur yang sudah mencapai skala ekonomi besar untuk menguasai pasar domestik. Contohnya sektor otomotif, yang cuma niat di pasar domestik tapi punya potensi ekspor," terang dia.

Ketiga, lanjut Bambang, membangun manufaktur di dalam negeri seperti komponen untuk mendirikan pembangkit listrik 35 ribu megawatt (Mw).

"Jadi kalau mau bangun pembangkit listrik, tapi nggak bikin manufaktur pendukungnya di dalam negeri, defisit transaksi berjalan kita bisa jebol karena impor komponen. Makanya bangun manufaktur broiler, travo, sparepart dan lainnya," ujar dia.

Bambang berharap, pengembangan manufaktur Indonesia ini bisa mengikuti jejak kesuksesan Afrika Selatan yang sudah memulainya terlebih dahulu, mengembangkan industri manufaktur domestik sehingga tidak semakin memperlebar defisit transaksi berjalan.

Dia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi pada tahun depan akan bergantung pada investasi publik dan swasta seperti Foreign Direct Investment/FDI dan investasi domestik.

"Mudah-mudahan kita bisa mencapai pertumbuhan ekonomi 5,5 persen di 2015 walaupun kondisinya lebih sulit karena nggak ada satu faktor yang mendukung kita," tandas Bambang. (Fik/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.