Sukses

Pemerintah Harus Bisa Tenangkan Pasar Soal Rupiah

Pemerintah dalam hal ini hanya perlu menenangkan pasar agar tidak terjadi kepanikan meskipun kurs rupiah tertekan.

Liputan6.com, Jakarta- Pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) dinilai lebih rendah dibanding mata uang negara lain seperti Ringgit Malaysia, Yen Jepang dan Dolar Singapura.
 
Pemerintah dalam hal ini hanya perlu menenangkan pasar agar tidak terjadi kepanikan meskipun kurs rupiah tertekan hingga tembus level Rp 13.000 per dolar AS.  
 
Ekonom Raden Pardede menjelaskan kurs rupiah harus dibandingkan dengan berbagai mata uang dunia, sehingga tidak bisa berdiri sendiri. Sejak Desember 2013, rupiah termasuk mata uang yang terdepresiasi paling kecil. 
 
"Ringgit Malaysia, Yen Jepang dan Dolar Singapura masih melemah lebih jauh. Memang sekarang dolar AS sedang menguat pada seluruh mata uang dunia, jadi jangan melihat rupiahnya saja," ucap dia kepada wartawan di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (15/12/2014). 
 
Lebih jauh menurutnya, penguatan dolar AS disebabkan karena pemulihan ekonomi sangat kuat, data penciptaan lapangan kerja begitu kokoh, dan catatan inflasi rendah. Lalu apa yang harus dilakukan pemerintah dan Bank Indonesia (BI)?
 
Raden berpendapat, BI dan pemerintah tidak perlu bersusah payah melakukan intervensi dengan realisasi kurs rupiah saat ini yang menembus Rp 12.600 per dolar AS. 
 
"Nggak ada, kita nggak bisa melawan arah dunia. Nggak perlu intervensi hanya untuk menjaga volatilitas yang sangat tinggi. Jika kondisinya memang ada pelemahan di seluruh mata uang dunia terhadap dolar, (intervensi) kita ini siapa," jelas dia.
 
Paling penting, Raden menegaskan, BI dan pemerintah mesti menenangkan pelaku pasar agar tidak terjadi kepanikan sehingga volatilitas tetap terjaga.
 
"Dijaga saja supaya nggak panik di dalam negeri, nggak ada volatilitas tinggi. BI, OJK tetap harus memperhatikan keadaan-keadaan di pasar, jangan sampai ada kepanikan. Yakinkan pada pengusaha bukan cuma rupiah yang melemah, jangan sampai panik," pungkas Raden yang enggan memprediksi kisaran rupiah sampai akhir tahun ini.  (Fik/Nrm)   

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.