Sukses

Ini Kenapa Rusia Bisa Buat Rupiah Kian Anjlok

Rusia menaikkan suku bunga acuan 17 Persen dan membuat Rupiah anjlok hingga Rp 12.900 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta -
Bank Indonesia (BI) mengamati langkah Bank Sentral Rusia yang menaikkan suku bunga acuan 650 basis poin (Bps) dari 10,5 persen menjadi 17 persen. Kebijakan tersebut berdampak terhadap pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). 
 
Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara mengungkapkan, Rusia tengah menghadapi tekanan berat dari penurunan harga minyak dunia. Pasalnya, penerimaan Rusia masih ditopang dari komoditas minyak.
 
"Kondisi ini membuat tekanan di mata uang Rubel Rusia yang jatuh 50 persen year to date. Akhirnya Rusia menaikkan 650 Bps dari 10,5 persen menjadi 17 persen demi mempertahankan Rubel," terang dia di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (16/12/2014). 
 
Kebijakan Bank Sentral AS, tambahnya, berpengaruh terhadap mata uang negara-negara berkembang termasuk nilai tukar rupiah. Namun Indonesia berjuang untuk menyehatkan fiskal dan moneter. Salah satunya menekan defisit transaksi berjalan. 
 
"Dalam rangka mengundang modal masuk untuk sehatkan neraca pembayaran. Karena di kuartal IV ini lebih baik dari kuartal III. Jadi sepanjang tahun ini, estimasi kami bisa menjaga di level 3 persen dari PDB atau US$ 25 miliar," ucapnya. 
 
Sementara Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengaku, penyesuaian suku bunga yang terlalu tajam hingga 650 Bps ini dapat berimplikasi buruk terhadap portofolio investasi negara lain. 
 
Menurut dia, Rusia sudah enam kali selama menaikkan suku bunga acuan sepanjang 2014. Hal itu terpaksa dilakukan karena harga komoditas minyak dunia turun dan menggerus pendapatan Rusia sampai 50 persen. Juga akibat depresiasi Rubel dan inflasi. 
 
"Pola pikirnya kalau interest rate naik tajam, ada perubahan di pasar terutama permintaan ker rupiah, surat utang pemerintah dan lainnya. Portofolio dipindahkan ke Rusia saja," pungkas Bambang. (Fik/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini