Sukses

Tertekan Dolar, Rupiah Masih Terus Melemah

Penurunan harga BBM bersubsidi beberapa waktu lalu ternyata tak mampu menarik nilai tukar rupiah keluar dari tekanan dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Penurunan harga BBM bersubsidi beberapa waktu lalu ternyata tak mampu menarik nilai tukar rupiah keluar dari tekanan dolar AS. Buktinya, penguatan nilai tukar dolar kembali menjadi sentimen negatif dan membuat rupiah terus bergerak melemah.

Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia, Selasa (6/1/2015), menunjukkan nilai tukar rupiah melemah ke level Rp 12.658 per dolar AS. Nilai tukar rupiah terkoreksi 69 poin dari level Rp 12.589 per dolar AS pada perdagangan sebelumnya.

Sementara data valuta asing Bloomberg menunjukkan nilai tukar rupiah melemah 0,09 persen ke level Rp 12.624 per dolar AS pada perdagangan 10:20 waktu Jakarta. Sebelumnya nilai tukar rupiah bahkan tercatat sempat menyentuh level 12.657 per dolar AS.

Hingga menjelang siang, nilai tukar rupiah masih berkutat di kisaran Rp 12.601 per dolar AS hingga Rp 12.675 per dolar AS.

Sentimen global tercatat masih menghambat penguatan nilai tukar rupiah. Ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta mengatakan, penguatan dolar dan turunnya harga minyak mentah jenis Brent memberikan tekanan tersendiri bagi rupiah.

Saling tarik sentimen positif antara Amerika Serikat dengan Indonesia dimenangkan oleh Amerika. Data penjualan mobil di Amerika yang membaik menandakan bahwa pertumbuhan ekonomi negara tersebut terus menunjukkan penguatan. Hal tersebut membuat Dolar AS terus menguat di hampir semua negara berkembang.

Sebenarnya, di dalam negeri pun juga ada sentimen positif yaitu kebijakan mengenai pengendalian subsidi yang ke depannya diperkirakan bisa memperbaiki neraca perdagangan. Namun ternyata, sentimen tersebut tak mampu menahan pelemahan nilai tukar rupiah.

"Sentimen positif dari penurunan harga BBM bersubsidi serta harapan neraca fiskal yang lebih baik sama sekali tidak terasa," ungkap Rangga.

Namun memang, pelemahan tersebut hanya terjadi di rupiah. Sedangkan di bursa saham, investor melihat bahwa Indonesia masih memiliki tenaga untuk terus  tumbuh terlihat dari penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang penurunannya tidak terlalu tajam jika dibandingkan dengan bursa regional lainnya.

Sampai siang ini, IHSG hanya melemah di bawah 1 persen. Sedangkan indeks di negara lain seperti Singapura turun di atas 1 persen.

Sepanjang hari ini, Rangga memprediksi nilai tukar rupiah masih akan terus tertekan dolar AS. (Sis/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini