Sukses

Delegasi OPEC: Tak Ada Alasan Buat Pangkas Produksi Minyak

Arab Saudi dan anggota OPEC tetap tidak menunjukkan adanya rencana pemangkasan produksi meski harga minyak terus merosot

Liputan6.com, Abu Dhabi - Harga minyak mentah dunia terus merosot hingga sempat menyentuh harga di bawah US$ 50 per barel. Meski begitu, Arab Saudi dan anggota Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) tetap tidak menunjukkan adanya rencana pemangkasan produksi guna mendorong naik harga minyak.

Mengutip laman Reuters, Jumat (9/1/2015), OPEC memutuskan untuk menentang pembatasan produksi minyak pada akhir pertemuannya yang berlangsung akhir tahun lalu. Akibatnya, banyak negara-negara di luar Timur Tengah yang merasa cemas dengan peningkatan produksi di tengah anjloknya harga minyak.

Terlebih lagi Menteri Energi Arab Saudi Ali al-Naimi mengatakan, OPEC perlu mempertahankan pangsa pasar guna bersaing dengan AS dan sumber minyak lain. Kekhawatiran produsen minyak tersebut telah memangkas harga minyak hingga menyentuh level US$ 49,66 per barel, level terendah sejak April 2009.

OPEC telah memprediksi adanya kenaikan pasokan minyak pada 2015. Menurutnya, pasokan tersebut cukup untuk memenuhi peningkatan kebutuhan masyarakat dunia.

Negara-negara penghasil minyak di Timur Tengah beranggapan, harga minyak yang lebih rendah dapat memperlambat persaingan pasokan, peningkatan pertumbuhan ekonomi, dan memenuhi kebutuhan.

"Tak ada alasan untuk memangkas produksi meskipun mendapat tentangan dari produsen minyak non-OPEC. OPEC tak akan memangkas produksi minyak sendirian," kata Naimi.

Meski begitu, sejumlah menteri dan delegasi OPEC telah menyalahkan produsen minyak non-OPEC seperti Rusia, Meksiko dan Kazakhstan. Begitu juga AS, karena telah membuat pasar kelebihan pasokan minyak.

Gubernur OPEC dari Libya Samir Kamal mengatakan, negara-negara OPEC akan melakukan perannya untuk menstabilkan harga pasar. Tentunya dengan memastikan penentuan harga yang layak bagi produsen dan konsumen.

"Atau memang tak perlu lagi memangkas produksi minyak, apalagi jika hanya satu negara yang mengharapkan strategi tersebut dan menyakiti anggota lain," tandasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.