Sukses

Warga Semarang Sulit Dapatkan Elpiji 3 Kg

Data di Pertamina Unit Pemasaran Jateng - DIY menunjukkan untuk wilayah Kota Semarang realisasi 1-10 Januari mencapai 525.880 tabung.

Liputan6.com, Semarang - Sudah lima hari terakhir sebagian masyarakat Semarang kesulitan mendapatkan tabung elpiji  3 kg.

Dari pantauan Liputan6.com, kesulitan terjadi hampir merata, mulai dari kawasan Semarang Timur, Pedurungan, Genuk, Tembalang, hingga kawasan Semarang Selatan.

Menurut warga, rata-rata para pengecer menyebutkan stok Elpiji mereka belum dikirim dari agen. Sofi, warga Sendangmulyo mengatakan, ia sudah mencoba mencari hingga beberapa mini market yang biasanya menyediakan, namun hasilnya nihil.

"Nggak tahu nih, kemarin saya dapatnya malah di kawasan Semarang Barat. Harganya Rp 17.500,-. Daripada nggak bisa masak, tetap saja saya beli," kata Sofi, seperti ditulis Minggu (11/1/2015).

Pengakuan yang sama disampaikan Antok. Warga Pedurungan ini bahkan harus mencari Elpiji hingga perbatasan Demak - Semarang.

"Kemarin saya dapat di daerah Sayung. Di sana tinggal beberapa tabung saja," kata Antok.

Pasokan Elpiji bersubsidi yang jarang ditemui ini, tak hanya merepotkan warga sebagai pengguna. Para pengecer yang khusus berjualan elpiji juga mengaku kesulitan karena tak memiliki dagangan.

Munaroh misalnya. Warga Ketileng ini mengaku sudah lima hari ia tak bisa mendapat uang karena tak ada dagangan.

"Gimana bisa dapat uang kalau dagangan aja nggak ada. Apa yang mau dijual," kata Munaroh.

Sementara itu data di Pertamina Unit Pemasaran Jateng - DIY menunjukkan untuk wilayah Kota Semarang realisasi 1-10 Januari mencapai 525.880 tabung. Extra dropping yang telah diberikan sebesar 27.440 tabung. Extra dropping itu sudah disebar dari 6-8 Januari 2015 lalu.

Rencana extra dropping berikutnya diberikan Minggu 11 Januari 2015 sebanyak 26.880 tabung. Total alokasi 1 bulan sebesar 1.623.160 tabung. Sehingga total  extra dropping sebesar 54.320 atau 3,3% dari total alokasi 1 bulan.

Menurut Roberth Damatubun, Humas Pertamina UPMS Jateng-DIY, harga jual gas di Semarang paling rendah dibanding kota sekitarnya. Selain itu, konsumsi elpiji 12 kg di Semarang juga paling tinggi dari daerah lainnya. Sehingga dimungkinkan terjadi migrasi.

"Kami beranggapan kelangkaan itu hanya isu opini. Apalagi pengecer, pengecer bukan lembaga penyalur resmi Pertamina. Sehingga kalau pengecer bilang langka itu untuk mempengaruhi konsumen supaya mereka bisa menaikkan harga jual. Dari data pertamina sudah dilakukan dan akan ditambah extra droppingnya," kata Robert kepada Liputan6.com.

Pihaknya mengajak seluruh warga masyarakat untuk ikut mengawasi sehingga elpiji bersubsidi tidak salah sasaran.

"Dari data dan angka, seharusnya tidak ada kesulitan. Memang butuh pengawasan dari semua lini supaya elpiji 3 kg ini tidak tersebar secara salah sasaran," kata Robert. (Edhie P/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.