Sukses

Harga Minyak Dunia Tembus Level Kunci di Angka US$ 44 per Barel

Harga minyak sempat menyentuh level US$ 44,2 per barel pada perdagangan pukul 6.00 waktu New York.

Liputan6.com, New York - Harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) kembali ambruk melewati level kuncinya di harga US$ 45 per barel pada perdagangan Selasa. Harga minyak lantas ditutup di level US$ 45,89 per barel dan menyebabkan sejumlah analis memprediksi level terendah baru untuk harga minyak saat ini.

Seperti dikutip dari laman CNBC, Rabu (14/1/2015), pemulihan harga minyak terjadi di pagi hari setelah menyentuh level US$ 44,2 per barel sekitar pukul 6.00 waktu New York. Kondisi tersebut mendorong penjualan saham dan peningkatan saham-saham di AS.

"US$ 44 per barel dulu target harga terendah minyak bagi kami. Jika saja ditutup di harga lebih tinggi, bisa saja begitu. Tapi jika harganya ditutup di level lebih rendah, target harga minyak sekitar US$ 38 per barel," ungkap analis pasar senior di The Price Futures Group, Phil Flynn.

Selain itu, pendiri sarana analisa online Trading Analysis, Todd Gordon memprediksi WTI akan terus merosot di sekitar US$ 43 - US$ 44 per barel dari target semula US$ 55 per barel.

"Kita sekarang berada dalam tren jangka panjang. Jadi saya merasa akan ada beberapa level terendah (harga minyak) kali ini," ungkap pakar strategi pasar senior di RJO Futures John Caruso.

Dalam penelusurannya, harga minyak terendah sejak 1995 berada di level US$ 45,52 per barel. SEmentara harga US$ 44,2 per barel merupakan harga terendah minyak mentah jenis WTI sejak Maret 2009.

Selama krisis kredit, harga minyak pernah diperdagangkan di level US$ 35,4 per barel pada Januari 2009. Saat ini harga minyak tercatat telah merosot hingga 57 persen sejak Juni 2014 saat harga minyak dijual seharga US$ 107 per barel.

"Harga minyak belum sampai ke titik terendah. Komoditas hanya mencapai harga terendah saat ada perubahan metrik supply dan demand," ungkap Managing Partner Short Hills Capitals Stephen Weiss.

Sejauh ini, dia menilai, belum ada perubahan supply dan demand yang berarti harga minyak akan tetap lemah. (Sis/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini