Sukses

Jokowi Naikkan Harga BBM Sekali, Turun 2 Kali

Tiga bulan memimpin Indonesia, Presiden Jokowi telah satu kali menaikkan harga BBM dan dua kali menurunkan harga.

Liputan6.com, Jakarta - Baru tiga bulan memimpin Indonesia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah melakukan sejumlah langkah fenomenal soal harga BBM. Orang nomor satu di Indonesia tersebut telah mengubah harga BBM sebanyak tiga kali, yaitu satu kali menaikkan harga BBM dan dua kali menurunkan harga BBM.

Seperti dirangkum Liputan6.com, Jumat (16/1/2015), kenaikan harga BBM pertama kali diumumkan Presiden Jokowi pada 17 November 2014 pukul 21.00 WIB di Istana Merdeka Jakarta.

Harga BBM jenis premium naik Rp 2.000 menjadi Rp 8.500 per liter dari sebelumnya Rp 6.500 per liter. Sementara harga solar naik Rp 2.000 dari Rp 5.500 menjadi Rp 7.500 per liter. Harga baru itu berlaku mulai 18 November 2014 pukul 00.00 WIB.

Keputusan itu dinilai sangat tidak tepat. Pasalnya, saat itu harga minyak mentah dunia sedang turun. Harga minyak dunia saat BBM naik berada di kisaran US$ 80 per barel. Harga tersebut turun jika dibanding sebelumnya di atas US$ 100 per barel.

Saat itu, Jokowi menjelaskan langkah tersebut diambil karena selama ini subsidi tersebut tidak tepat sasaran. Indonesia terus membakar ratusan triliun uang buat memberi subsidi BBM padahal negeri ini membutuhkan dana besar untuk membangun sejumlah proyek infrastruktur.

“Selama ini pemerintah memerlukan anggaran untuk membangun infrastruktur, namun anggaran tidak tersedia karena dihamburkan untuk subsidi BBM,” jelas Jokowi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Turun dua kali

Kemudian pada 31 Desember 2014, pemerintah memuituskan untuk menurunkan premium menjadi Rp 7.600 per liter tanpa subsidi dari sebelumnya Rp 8.500 per liter.


Sementara harga solar mendapatkan subsidi Rp 1.000 menjadi Rp. 7.250 per liter. Harga baru BBM ini resmi berlaku pada 1 Januari 2015 pukul 00.00 wib. Penyesuaian harga BBM ini mengekor harga minyak mentah dunia yang sedang susut.

Berbeda dengan sebelumnya, pengumuman harga BBM tersebut dilakukan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said, di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta di penghujung tahun.

Sejalan dengan terus merosotnya harga minyak dunia hingga di bawah US$ 50 per barel, Pemerintahan Jokowi terus melakukan perhitungan ulang soal harga BBM.

Pada hari ini, pemerintah kembali menurunkan harga premium dan solar.  Harga BBM jenis premium turun menjadi Rp 6.600 per liter dari sebelumnya Rp 7.600 per liter.

Sedangkan solar turun menjadi Rp 6.400 per liter dari Rp 7.250 per liter.  Harga premium dan solar berlaku mulai Senin, 19 Januari 2015 pukul 00.00 WIB.

"Harga premium mulai Minggu malam (18/1/2014) jam 24.00 WIB atau Senin pukul 00.00 WIB, harga premium diturunkan menjadi Rp 6.600 per liter dan solar turun jadi Rp 6.400 per liter," kata Jokowi.

Menurut Menteri ESDM Sudirman Said, harga baru premium dan solar baru berlaku mulai Senin, 19 Januari 2015 agar para pengusaha Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) tidak mengalami kerugian.

"Karena sekarang sudah punya stok dan biar stoknya dijual dan nanti membeli stok dengan harga baru," katanya.

Sudirman juga menjelaskan, pemerintah akan meninjau kembali besaran harga BBM setiap dua minggu. "Jika tidak ada perubahan yang signifikan maka tidak diubah selama sebulan," terang dia.

3 dari 3 halaman

Lompatan Luar Biasa

Keputusan pemerintah Joko Widodo untuk menurunkan harga BBM jenis premium dan solar dinilai sangat tepat. Jokowi berhasil memanfaatkan momentum turunnya harga minyak dunia untuk melepaskan diri dari masalah subsidi BBM yang selama ini serap anggaran sangat besar.

"Premium sekarang sudah tidak disubsidi. Itu terobosan luar biasa dari pemerintah karena berani menerapkan hal itu, " kata Founder ReforMiner Institute Pri Agung Rakhmanto saat berbincang dengan Liputan6.com.

Dengan bergeraknya harga BBM jenis premium dan solar mengikuti fluktuasi minyak dunia, lanjut dia, akan membuat Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) lebih aman. Pasalnya, besaran subsidi BBM yang diberikan pemerintah melalui APBN tidak akan membengkak saat harga minyak dunia meroket.

"Dengan mekanisme itu, APBN ini terhadap gejolak minyak dunia dari sisi subsidi tidak terdampak. Itu lompatan luar biasa yang dicapai oleh pemerintah saat ini," terang dia." ungkapnya. (Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini