Sukses

Harga Rumah Susun Masih Mahal bagi Warga Miskin

DPD REI Jawa Tengah menilai, upah minimum di kisaran Rp 900 ribu-Rp 1,2 juta di Jawa Tengah masih sulit untuk bayar cicilan rumah.

Liputan6.com, Semarang - Harga rumah susun untuk masyarakat miskin dinilai masih terlalu mahal. Hal itu disampaikan DPD Real Estate Indonesia (REI) Jawa Tengah (Jateng).

Menurut ketua DPD REI Jateng, Prijanto, masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) berpendapatan pas-pasan. Padahal harga rumah susun yang ditentukan pemerintah  per meter perseginya di kisaran Rp 7 juta. Untuk tipe 30 meter harganya sudah sekitar Rp 200 juta.

"Ini terlalu tinggi bagi masyarakat yang berpenghasilan pas-pasan," kata Ketua REI Jateng Prijanto, Kamis (22/1/2015).

Kondisi harga tersebut tak hanya berat bagi pembeli tetapi juga pengembang karena dengan harga jual Rp 200 juta tersebut sulit rasanya untuk bisa membuat hunian vertikal.

"Apalagi harga bahan-bahan bangunan terus meningkat, belum lagi harga tanah juga terus meningkat. Di sisi lain kalau kami tetap membuat bangunan dengan harga tersebut akan sulit terjual karena tidak sesuai dengan kemampuan masyarakat kalangan menengah ke bawah atau masyarakat sasaran," kata Prijanto.

Prijanto kemudian menegaskan upah minimum provinsi Jateng masih di kisaran Rp 900 ribu-1,2 juta. Oleh karena itu, akan sulit bagi masyarakat untuk membayarkan cicilan per bulan.

"Masyarakat sendiri lebih memilih rumah sederhana tapak dibandingkan rumah susun. Konsekuensinya rumah sederhana tapak hanya bisa dibangun di daerah penyangga karena harga tanah di kawasan kota yang tidak sesuai dengan harga jual rumah sederhana," kata Prijanto.

Berpijak dari harga, tanah di kawasan kota hanya cocok dibangun hunian mewah yang segmentasi pembelinya dari kalangan menengah ke atas, salah satunya apartemen.

Hal itu disebabkan karena harga jualnya memang cukup tinggi. Saat ini apartemen sendiri merupakan hunian yang banyak diminati oleh masyarakat terutama bagi kalangan menengah ke atas. (Edhie P/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini