OPEC: Harga Minyak Bisa Tembus US$ 200 per Barel

Liputan6.com, New York - Harga minyak dunia tercatat telah merosot hingga hampir 50 persen dalam tujuh bulan terakhir. Di tengah kemerosotan harga minyak dunia, Sekretaris Jenderal Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) Abdalla El-Badri mengatakan, harga minyak berpotensi naik hingga US$ 200 per barel jika para produsen gagal berinvestasi pada produksi minyak baru.

"Jika para investor tidak menanamkan modalnya di sektor minyak dan gas, Anda akan melihat harga minyak naik hingga lebih dari US$ 200 per barel," ungkap El-Badri seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (27/1/2015).

Namun El-Badri tidak memberikan kerangka waktu yang jelas mengenai kapan harga minyak bisa meningkat pesat seperti yang diprediksinya.

Sementara saat ini, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) tercatat melemah hingga 2,7 persen menyusul pernyataan dari El-Badri tersebut.

Hingga saat ini, harga minyak turun 46 persen tahun lalu saat Arab Saudi dan anggota OPEC lain menegaskan tak akan memangkas produksi minyak meskipun terjadi peningkatan pasokan dari produksi minyak AS. Badan energi International Energy Agency yang berbasis di Paris mengungkapkan penurunan harga minyak memang dapat mengurangi berbagai investasi di seluruh sektor energi.

Analis Saxo Bank A/S Ole Sloth Hansen mengatakan, melalui pernyataannya dia (El-Badri) tengah meningkatkan kecemasan bahwa jatuhnya investasi karena kemerosotan harga minyak saat ini dan membuat produksi menurun beberapa tahun ke depan.

"Harga minyak setinggi US$ 200 per barel kemungkinan besar tak terjadi karena saat harga minyak menyentuh US$ 100 per barel itu akan membuat para pengusaha minyak bereaksi cepat terhadap peningkatan harganya," pungkas Hansen.(Sis/Nrm)