Sukses

Genjot Ekspor, Jokowi Minta Diplomat Rajin Blusukan

Presiden Jokowi ingin membalikkan neraca perdagangan Indonesia yang defisit menjadi surplus dengan meningkatkan ekspor produk-produk lokal

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo menyampaikan arahan kepada para diplomat RI agar fokus melakukan diplomasi ekonomi ke depannya. Hal itu ia sampaikan saat bertemu dengan para duta besar dan kepala perwakilan RI di Kementerian Luar Negeri.

Jokowi mengatakan, diplomasi ekonomi itu penting. Sebab dapat membalikkan keadaan neraca perdagangan Indonesia yang defisit menjadi surplus dengan meningkatkan ekspor produk-produk lokal.

"Kalau dubes-dubesnya bisa menjual produk-produk kita, bisa mempromosikan produk-produk kita, terutama menengah yang sebenarnya kesempatan untuk masuk ke pasar-pasar internasional yang sebenarnya kompetisi, harganya bisa bersaing," kata Jokowi usai pertemuan di Kantor Kemenlu, Jakarta, Senin (2/2/2015).

Karena itu, Jokowi meminta para diplomat itu berkonsentrasi pada diplomasi ekonomi, terutama dalam promosi produk-produk Indonesia. Tak terkecuali untuk kepentingan investasi di Indonesia yang dapat menumbuhkan ekonomi sesuai target.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan, Indonesia sendiri memiliki banyak produk yang bisa dijual ke negara-negara lain. Karenanya, para diplomat itu juga diminta Jokowi blusukan ke daerah-daerah. Tujuannya agar dapat mengenal lebih jauh produk-produk dalam negeri apa saja yang bisa dipromosikan.

"Identifikasi proses tidak pernah kita lakukan. Ini yang tadi saya arahkan agar dubes itu ke daerah agar pengenalan produk-produk di daerah betul-betul mereka punyai," ujar Jokowi.

Meski begitu, Jokowi enggan membeberkan berapa target yang hendak dicapai. Sebab, semua itu tergantung dari produk-produk yang akan dijual. Mengingat, setiap negara punya segmentasi berbeda-beda.

"Beda kawasan tiap negara beda-beda. Kita punya segmentasi produk yang sebenarnya semua bisa dimasuki. Misal produk kayu, mebel itu pasarnya US$ 480 miliar. Kita baru US$ 1,8 miliar dari US$ 480 miliar," kata mantan Walikota Solo tersebut. (Oscar/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini