Sukses

Aksi Jual Investor Seret IHSG Terbenam 13 Poin

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 13,16 poin ke level 5.276,23 pada penutupan perdagangan saham Senin pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah di awal perdagangan Februari 2014. Sentimen global lebih mendominasi pergerakan IHSG ketimbang rilis data makro ekonomi Indonesia positif.

Pada penutupan perdagangan saham, Senin (2/2/2015), IHSG tergelincir 13,16 poin (0,25 persen) ke level 5.276,23. Indeks saham LQ45 melemah 0,40 persen ke level 908,38. Seluruh indeks saham acuan berada di zona merah di awal pekan ini.

Ada sebanyak 202 saham yang berada di zona merah sehingga menekan IHSG. Sedangkan 100 saham bergerak di zona hijau sehingga menahan pelemahan IHSG. Adapun 70 saham lainnya diam di tempat.

Pada hari ini, IHSG berada di level tertinggi 5.291,41 dan terendah 5.257,20. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 188.154 kali dengan volume perdagangan saham 5,73 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 5,2 triliun.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham melemah kecuali sektor saham keuangan naik 0,73 persen. Sektor saham industri dasar melemah 1,21 persen, sektor saham aneka industri tergelincir 1,01 persen, dan sektor saham manufaktur merosot 0,69 persen.

Berdasarkan data RTI, investor lokal pun melakukan aksi jual bersih sekitar Rp 100 miliar. Saham-saham yang menguat dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham TAXI naik 3,61 persen ke level Rp 1.005 per saham, saham ELSA mendaki 3,51 persen ke level Rp 590 per saham, dan saham WSKT menguat 3,5 persen ke level Rp 1.775 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham CPIN turun 4,42 persen ke level Rp 3.780 per saham, saham PWON melemah 3,61 persen ke level Rp 481 per saham, dan saham LPKR merosot 3,08 persen ke level Rp 1.100 per saham.

Sementara itu, bursa saham Asia cenderung melemah antara lain indeks saham Jepang Nikkei turun 0,6 persen, indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 1,2 persen. Lalu diikuti indeks saham Korea Selatan Kospi tergelincir 0,1 persen, indeks saham Mumbai merosot 0,4 persen.

Sedangkan indeks saham Sydney naik 0,8 persen dan indeks saham Taipei mendaki 0,2 persen.

Direktur PT Investa Saran Mandiri, Hans Kwee menuturkan, IHSG tertekan sentimen global di tengah rilis data makro ekonomi Indonesia cukup bagus. BPS melaporkan terjadi deflasi 0,24 persen pada Januari 2015.  Selain itu, neraca perdagangan Indonesia kurun Januari-Desember 2014 tercatat defisit US$ 1,88 miliar.

"Sebenarnya data makro ekonomi Indonesia bagus. Akan tetapi kekhawatiran terhadap Yunani terkait pernyataan menteri keuangannya di akhir pekan  menaikkan risiko Yunani keluar dari zona Euro," kata Hans saat dihubungi Liputan6.com, Senin (2/2/2015).

Faktor Yunani tersebut dapat membuat zona euro masuk resesi. Selain itu terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat di 2,6 persen di bawah harapan 3 persen juga menjadi fokus perhatian pelaku pasar. (Ahm/)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini