Sukses

Data Ekonomi AS Picu Harga Minyak Dunia Menguat

Harga minyak dunia menguat seiring data ekonomi global mengecewakan, namun harganya masih di bawah US$ 50 per barel.

Liputan6.com, New York - Mengawali pekan ini, harga minyak dunia menguat seiring data ekonomi mengecewakan.  Ditambah pelaku pasar bertaruh kalau level terendah harga minyak dunia dalam tujuh bulan ini sudah terbentuk.

Harga minyak dunia acuan mulai dari Brent dan Amerika Serikat (AS) bergerak volatile secara teknikal mengindikasikan keuntungan di tengah data ekonomi melanjutkan tekanan di pasar. Kini jarak harga minyak acuan ini di atas US$ 5 per barel, dan paling lebar sejak November 2014.

Pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), harga minyak Brent naik US$ 1,76 (3,3 persen) menjadi US$ 54,75 per barel. Harga minyak dunia AS menguat US$ 1,33 atau 2,8 persen ke level US$ 49,36 per barel.

Para trader mengatakan, perusahaan jasa minyak Genscape memperkirakan pasokan sekitar 2,3 juta barel di Cushing Oklahoma. Jumlah itu menambah persediaan minyak di AS. Dengan pasokan minyak tinggi ditambah belanja konsumen dan data manufaktur mengecewakan membuat harga minyak menguat.

"Perubahan harga secara fundamental kecuali psikologi pasar. Sejumlah berita akan mewarnai gerak harga minyak," ujar Chandravis Ahuja, Analis Kolmar Americas Inc, seperti dikutip dari laman Reuters, Selasa (3/2/2015).

Di akhir pekan lalu, harga minyak melonjak sekitar 8 persen. Angka kenaikan harian itu terbesar sejak 2009 untuk Brent. Hal itu didorong setelah data menunjukkan jumlah rig pengeboran minyak telah jatuh. (Ahm/)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.