Sukses

Harga Beras Masih Bertahan Tinggi di Semarang

Bertahannya harga beras di ketinggian ini, seperti anomali.

Liputan6.com, Semarang - Turunnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) ternyata tak berpengaruh sama sekali terhadap harga beras. Kebutuhan utama masyarakat Indonesia itu di Semarang masih bertahan tinggi, meski beberapa daerah mulai panen.

Seperti terpantau di pasar tradisional Karangayu Semarang. Harga beras premium atau berkualitas tinggi masih berada di kisaran Rp 11.500 per kilogram (kg). Sedangkan beras kualitas menengah masih Rp 10 ribu per kg.

Menurut Sutarsih, salah satu pedagang di pasar Karangayu, harga itu sudah berlaku sejak BBM belum turun. Stabilnya harga tersebut sudah terjadi dari level distributor sehingga pedagang hanya mengikuti harga yang berlaku.

"Naik pertama kali saat BBM naik dari Rp 6.500/liter menjadi Rp 8.500/liter. Banyak juga konsumen yang mempertanyakan tingginya harga ini, mengingat harga BBM sudah turun. Namun mau gimana lagi, dari bakul kita juga cuma ambil untung sedikit," kata Sutarsih di Semarang, Kamis (5/2/2015).

Bertahannya harga beras di ketinggian ini, seperti anomali. Sebab harga komoditas lainnya sudah mulai turun, efek dari turunnya beaya transportasi. Telur misalnya. Di pasar Karangayu, harga telur Rp 18.200/kg setelah sebelumnya di harga Rp 22 ribu/kg.

Parwito, salah satu pedagang telur menuturkan bahwa penurunan harga telur terjadi secara bertahap. "Halah...baru dua hari lalu harga telur turun jadi Rp 18.600/kg, hari ini turun lagi menjadi Rp18.200/kg," kata Parwito.

Selain telur, harga minyak goreng curah juga turun menjadi Rp 9.700/kg. Sebelumnya berada di  harga Rp 10 ribu/kg. Sedangkan untuk harga bawang putih masih stabil yaitu Rp14 ribu/kg dan bawang merah antara Rp9 ribu-12 ribu/kg.

"Untuk yang lain, gula juga naik. Saat ini Rp 9 ribu/kg. Sebelumnya Rp 8.400/kg," kata Parwito.

Efek dari tingginya harga beras, beberapa warung yang biasa menggunakan beras kualitas premium, menggantinya dengan kualitas medium. Nursinta, salah satu pemilik Rumah Makan Padang menyebutkan, pengalihan itu karena harga selisih seribu rupiah.

"Tinggi banget harganya. Kalau pakai yang medium kan ada sisa yang lumayan bisa buat tambahan bayar listrik," kata Nursinta.
Sebelumnya, mengenai harga beras yang sedang berlaku saat ini Kepala Bulog Divisi Regional Jateng Damin Hartono menyampaikan kesiapannya jika sewaktu-waktu diminta untuk melakukan operasi pasar. Menurutnya, operasi pasar bisa dilakukan jika daerah tersebut terjadi kenaikan harga beras secara signifikan.

Meski demikian, permintaan operasi pasar harus diajukan oleh masing-masing Pemerintah daerah baru kemudian Bulog menggelar kegiatan yang bertujuan unuk menstabilkan harga tersebut.  (Edhie/Nrm) 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini