Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla beberapa waktu lalu mengungkapkan pemerintah Indonesia menawarkan tiga opsi kepada PT Freeport Indonesia (PTFI) yang tidak bisa dinegosiasikan.
Ketiga hal yang tidak bisa dinegosiasikan tersebut adalah sebagai berikut: Pertama, Freeport harus membangun pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) mineral. Kedua, Freeport harus melipatgandakan pendapatan yang diterima oleh masyarakat Papua. Ketiga, Freeport harus membangun industri hilir.
Lalu apa tanggapan Freeport?
VP Corporate Communications Freeport Indonesia Daisy Primayanti menyatakan, perseroan berkomitmen untuk menyelaraskan diri dengan aspirasi nasional dan akan terus terbuka untuk berdialog dengan Pemerintah dalam mencapai solusi bersama.
Baca Juga
Hal inilah yang juga menjadi semangat PTFI dalam melakukan renegosiasi dengan pemerintah Indonesia terkait dengan kontrak karya.
"PTFI juga mengapresiasi upaya-upaya Pemerintah untuk selalu mengingatkan akan kewajiban dan tanggung jawab PTFI dalam beroperasi," kata Daisy kepada Liputan6.com, Jumat (6/2/2015).
Advertisement
Sebagai bagian dari wujud nyata komitmen perseroan terhadap semangat hilirisasi di dalam negeri, lanjut Daisy, PTFI terus menjajaki peluang untuk mengembangkan kegiatan hilirisasi di Papua. Â
Di saat yang bersamaan, sambil menunggu perencanaan dan persiapan sarana serta infrastruktur lainnya di Papua, PTFI mempersiapkan lokasi di Gresik, Jawa Timur.
Untuk mewujudkannya, perusahaan tambang asal  Amerika Serikat (AS) itu juga telah menjalin kerjasama dengan BUMN termasuk Petrokimia Gresik. PTFI juga tetap berencana melakukan kegiatan-kegiatan yang terkait pengolahan dan pemurnian di Papua.
"Hal tersebut tentunya merupakan bagian dari kontribusi kami dalam mendorong dan mempercepat pembangunan di Papua dengan fokus yang selaras dengan aspirasi nasional," terang dia.
 Lepas saham ke pemerintah RI...
* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Selanjutnya
Divestasi
Selain itu, dalam diskusi amandemen kontrak karya PTFI yang sedang berjalan saat ini, disepakati bahwa total kepemilikan nasional di PTFI akan meningkat menjadi 30 persen. Saham PTFI akan ditawarkan pertama kali kepada Pemerintah.
Dalam amandemen kontrak karya PTFI juga sepakat atas poin-poin lainnya termasuk untuk peningkatan royalti, pengurangan wilayah, peningkatan penerimaan negara, peningkatan penggunaan barang/jasa dalam negeri, divestasi dan pemurnian dalam negeri.
Â
Investasi
Advertisement
PTFI berencana menginvestasikan sekitar US$ 15 miliar untuk pengembangan tambang bawah tanah, dengan proyeksi dari saat ini hingga 2041. Ditambah investasi proyek smelter tembaga tambahan US$ 2,3 miliar.
Hingga saat ini, investasi yang telah dikucurkan untuk proyek pengembangan tambang bawah tanah mencapai US$ 4 miliar.
Daisy berharap kemitraan PTFI dengan Pemerintah dapat terus memberikan manfaat, bahkan nilai tambah, secara berkelanjutan kepada Pemerintah Indonesia, masyarakat Papua.
"Seluruh pekerja kami yang mayoritas adalah warga negara Indonesia, dan pemegang saham," jelas dia. (Ndw)
Â
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Advertisement