Sukses

Industri Hilir Sawit Terus Tertekan

Ekspor dalam bentuk hilir sawit atau Processed Palm Oil (PPO) di tahun lalu lebih rendah jika dibanding dengan 2012 dan 2013.

Liputan6.com, Jakarta - Bisnis industri hilir kelapa sawit pada 2014 lalu tidak terlalu menggembirakan. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Gabungan Industri Minyak Nabati (GIMNI), ekspor dalam bentuk hilir sawit atau Processed Palm Oil (PPO) di tahun lalu lebih rendah jika dibanding dengan 2012 dan 2013.

Sahat Sinaga, Ketua GMNI mengatakan, di 2014 volume ekspor sawit sebesar 23,6 juta ton dengan komposisi ekspor berupa CPO sebanyak 9,9 juta ton atau porsinya mencapai 43 persen. Sementara dalam bentuk PPO porsinya sebesar 58 persen dengan volumenya 13,7 juta ton.

Sedangkan di 2013, volume ekspor sawit sebesar 22,9 juta ton. Rinciannya, ekspor CPO sebesar 8,9 juta ton dengan porsi 38 persen dari total volume ekspor. "Sebagian besar atau 61 persen dengan nilai 13,9 juta ton merupakan ekspor PPO," jelasnya dalam keterangan tertulis, Jumat (7/2/2015).

Untuk 2012, jumlah total ekspor produk sawit sebanyak 20,7 juta ton yang terdiri dari ekspor CPO sebanyak  8,1 juta ton  atau 39,2 dan ekspor hilir sawit 12,6 juta ton atau 60,8 persen dari total.

Sahat melanjutkan, harga dan regulasi membuat eksportir lebih menyukai ekspor sawit kualitas CPO ketimbang PPO. Keadaan tersebut akan berlangsung setidaknya sampai dengan kuartal I 2015 ini.

Sampai Januari 2015, Harga Patokan Ekspor (HPE) CPO sebesar US$ 625 per ton, harga CPO  yang rendah  ini diperkirakan akan terus  berlangsung  sampai dengan  Maret 2015. (Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini