Sukses

Berburu Baju Bekas Asal Malaysia di Kalbar

Baju bekas itu tersusun rapi memakai gantungan di sebuah sudut kota. Silih berganti orang datang memasuki ruangan berukuran besar.

Liputan6.com, Pontianak- Baju bekas itu tersusun rapi memakai gantungan di sebuah sudut kota. Silih berganti orang datang memasuki ruangan berukuran besar.
 
Baju Lelong. Demikian nama baju bekas impor itu biasa disebut di Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar). Itulah nama pakaian bekas impor yang berasal dari dua negara, Malaysia dan Singapura.
 
Kepada Liputan6.com, Arik penjual baju bekas impor mengaku sudah lama ia mengeluti usaha tersebut. “Sudah puluhan tahun bang, saya jualan baju lelong. Ini barang berasal dari Malaysia dan Singapura,” tutur Arik, saat dijumpai di Jalan PM Yamin, Kota Pontianak, Sabtu (7/2/2015).
 
Arik menuturkan, harga jual baju bekas di tempatnya bervariasi. Selain baju lelong, Arik menjual sepreri bekas impor asal Malaysia dan Singapura.
 
“Seprei ini berasal dari Malaysia dan Singapura. Sudah puluhan tahun. Harga murah. Banyak yang beli,” ujar Arik.

Dia enggan menyebut berapa omzet per bulanya, sebab, dia mempunyai bos lainnya. Sementara ia hanya menjual barang bekas impor saja. ”Tidak enak bang saya nyebutnya. Ada bos besar lagi soalnya. Nanti marah,”.
 
Ari menyebut, harga baju bekas berkisar Rp 30 ribu-Rp 55 ribu. Untuk seprei dijual dengan harga Rp 75 ribu.”Itu yang laku."
 
Florensius Pradinoto (22) salah seorang pembeli baju lelong mengaku, jika di tempat baju lelong Arik kualitasnya bagus. “Di sini pakaian berkualitas bagus. Harganya murah. Merknya bagus-bagus. Dibandingkan pakaian baru di Mal atau butik,” kata Florensius Pradinoto.
 
Florensius Pradinoto tidak setuju jika pemerintah melarang bekas impor dilarang masuk ke Indonesia. “Saya tidak setuju jika dilarang pemerintah baju bekas impor ini. Karena baju bekas ini kan untuk kalangan menengah ke bawah,” keluhnya.
 
Setiap membeli baju lelong, Florensius Pradinoto pun cara khusus untuk menghilangkan bakteri atau penyakit. Caranya adalah merendam pakaian bekas impor dengan air panas selama satu jam lamanya.
 
“Saya biasa bersihkan dulu. Dicuci. Setelah dicuci direndam pakai air panas satu jam. Setelah itu saya cuci lagi deterjen. Dan selama ini gak ada masalah saya pakai baju lelong. Tak pernah saya sakit pakai baju bekas impor. Malah gaya,” jelasnya.

Lewat jalan tikus

Di Provinsi Kalimantan Barat ada lima kabupaten yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Lima kabupaten itu antara lain; di Badau Kabupaten Kapuas Hulu, Ketungau Hulu Kabupaten Sintang, Entikong Kabupaten Sanggau, Sajingan Besar Kabupaten Sambas, dan Jagoi Babang Kabupaten Bengkayang.

Jalur jalan tikus di lima titik perbatasan itu sering dimanfaatkan sejumlah oknum untuk menyelundupkan sejumlah barang ilegal salah satunya, baju bekas impor.
 
Di ibukota Provinsi Kalimantan Barat, Pontianak, tidak heran jika melihat berjejer di sepanjang jalan jualan barang bekas impor dijual secara bebas.

Barang bekas impor bermacam-macam. Ada baju, baju, topi, celana dalam wanita/pria, sepatu, tas, hingga seprei. Selain itu juga, ada yang menjual barang elektronik dengan istilah nama Barang Kapal; kulkas, tape, dan lain sebagainya. (Raden AMP/Ndw).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.