Sukses

OPEC Prediksi Permintaan Naik, Harga Minyak Sentuh Level US$ 58

Harga minyak melonjak pada perdagangan awal pekan ini didorong prediksi OPEC mengenai permintaan minyak mentah lebih besar pada 2015.

Liputan6.com, New York - Harga minyak melonjak untuk tiga sesi berturut-turut pada perdagangan awal pekan ini didorong prediksi Organization of The Petroleum Exporting Countries (OPEC) untuk permintaan minyak mentah lebih besar pada 2015 dari yang diperkirakan sebelumnya.

Selain itu, pasokan dari negara-negara di luar OPEC cenderung turun. OPEC memperkirakan permintaan minyak OPEC rata-rata mencapai 29,21 juta barel per hari (bph) pada 2015, dan jumlah ini naik 430 ribu bph dari perkiraan sebelumnya. Kelompok negara produsen minyak ini juga memangkas prospek untuk pertumbuhan pasokan minyak mentah di negara-negara non OPEC.

Harga minyak berjangka jenis Brent naik 1 persen (54 sen) menjadi US$ 58,34 per barel setelah reli ke level US$ 59,61 pada satu sesi. Penguatan ini juga diikuti harga minyak berjangka acuan Amerika Serikat (AS) naik 2,3 persen (US$ 1,17) menjadi US$ 52,86 setelah menyentuh level tertinggi US$ 53,99.

Kedua harga minyak acuan ini telah naik hampir 20 persen sejak 29 Januari 2015. Meski demikian, trader tetap pesimistis terhadap reli harga minyak.

"Ini cenderung didorong aksi spekulan. Harga minyak naik tidak dalam waktu lama, kemungkinan pekan ini pelaku pasar merealisasikan keuntungan," ujar Anuraag Shah, Portfolio Manager Tusker Investment Fund, seperti dikutip dari laman Reuters, Selasa (10/2/2015).

Sementara itu, Citigroup memperkirakan, harga minyak mentah AS dapat jatuh di bawah level US$ 40. Harga minyak juga kemungkinan dapat menyentuh level harga US$ 20 untuk sementara waktu. (Ahm/)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini