Sukses

Jadi Calo Tiket di Bandara Bisa Kantongi Untung Rp 10 Juta

Masih maraknya aksi calo tiket di bandara-bandara yang ada di Indonesia dinilai semakin merugikan para calon penumpang pesawat.

Liputan6.com, Jakarta - Masih maraknya aksi calo tiket di bandara-bandara yang ada di Indonesia dinilai semakin merugikan para calon penumpang pesawat.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama PT Angkasa Pura (AP) II, Budi Karya Sumadi pun mengakui selama praktik percaloan tiket pesawat masih terjadi di bandara-bandara di Indonesia, bahkan yang berskala internasional.

Budi menjelaskan, selain dikerjakan oleh pihak diluar bandara, masih maraknya praktik percaloan karena adanya dukungan dari oknum di dalam bandara seperti dari pihak pengelola bandara dan maskapai.

"Kami akui masih terjadi praktik percaloan di bandara. Ini dilakukan oleh orang dalam dan luar itu sendiri," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (10/2/2015).

Budi mengungkapkan, praktik percaloan ini dilakukan oleh oknum tersebut dengan cara menjual tiket yang harganya mahal. Sedangkan tiket dengan harga murah disimpan dana baru akan dijual ketika harganya sudah semakin tinggi. Hal ini jelas merugikan para calon penumpang.

"Tiket yang mahal dijual sedangkan harga yang murah di-keep," lanjut dia.

Menurut Budi, dari aksi curang ini, oknum tersebut mampu mendapatkan keuntungan yang besar, bahkan hingga puluhan juta rupiah per tiket.

"Sekali flight bisa dapat Rp 5 juta hingga Rp 10 juta. Dan ini sangat merugikan masyarakat," kata dia.

Oleh sebab itu, pihaknya akan mengambil tindakan tegas terhadap loket yang ketahuan melakukan praktik curang tersebut dengan melakukan penutupan.

Selain itu, pihak AP II akan mulai melakukan penghapusan loket penjualan tiket pesawat pada 1 Maret 2015 dan dilaksanakan secara bertahap di bandara-bandara yang dikelola oleh perusahaan plat merah tersebut. Dengan demikian diharapkan mampu menghapuskan traktir percaloan yang kian marak.

"Kami akan langsung tutup penjualan loket tiket tersebut. Dan ditiadakannya loket ini bertujuan untuk menibgkatkan keamanan, keselamatan dan pelayanan agar lebih teratur kepada konsumen," tandasnya. (Dny/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini