Sukses

Takut Rugi, Pertamina Minta Harga Solar Jangan Turun Lagi

Saat ini harga minyak mentah mulai menanjak dan nilai tukar rupiah terus melemah terhadap dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) berharap pemerintah tidak menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis solar pada 15 Februari 2015.

Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang mengatakan, keinginan tersebut didasari oleh kenaikan patokan harga BBM yang berdasarkan Mean of Platts Singapore (MOPS)  serta menguatnya nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah.

"Harga crude (minyak mentah) sekarang sudah naik ke US$ 57 per barel dan kurs Rp 12.800 per dolar AS. Mestinya tidak (turun harga)," kata Achmad di Jakarta, Jumat (13/2/2015).

Ahmad menambahkan, saat ini perseroan masih menghitung dampak dari kenaikan dua komponen pembentuk harga BBM tersebut.

"Masih dihitung. Poinnya adalah harga solar kemarin rugi, apalagi jika MOPS dan dolar AS naik. Masa malah diminta diturunkan?," tuturnya.

Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menyatakan, penurunan harga solar bersubsidi akan dilakukan pada 15 Februari 2015.

Penurunan harga tersebut karena telah disepakatinya penghapusan biaya stok bahan bakar minyak (BBM) sebesar Rp 350 per liter dari formula pembentukan harga solar dalam Rapat Kerja Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015.

Sudirman mengatakan, untuk menetapkan penurunan harga solar. Pemerintah akan mengkuti peraturan yang ada yaitu Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 39 tahun 2014 Tentang Perhitungan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak (BBM), yang telah diubah dengan PermenESDM Nomor 4 Tahun 2015.

"Kami mengikuti Permen yang ada kalau ditunggu tidak lama lagi, jadi peninjauan paling cepat dua minggu setelah tanggal 1," tutup Sudirman. (Pew/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.