Sukses

Bukan Bom yang Mampu Taklukan ISIS, Tapi Uang

Wakil Jurubicara Departemen Luar Negeri AS Marie Harf mengatakan, uang dan peluang kerja sangat penting bagi anggota ISIS

Liputan6.com, New York - Menghadapi ancaman Kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di seluruh dunia, Wakil Jurubicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Marie Harf justru mengeluarkan pernyataan yang akhirnya menuai sejumlah kritik. Dalam salah satu wawancaranya, Harf mengatakan, serangan bom tak akan bisa mengalahkan ISIS tapi uang yang justru mampu melakukannya.

"Kami bisa bekerjasama dengan banyak negara di seluruh dunia untuk membantu pemerintahan mereka. Kami bisa membantu perekonomiannya agar mereka bisa mendapatkan pekerjaan dan tidak lagi melakukan aksi radikal," tutur Harf seperti dikutip dari redstate.com, Rabu (18/2/2015).

Harf menjelaskan, ISIS bisa terbentuk lantaran banyak orang yang kurang mendapatkan kesempatan untuk bekerja. Jika begitu, maka pertanyaan berikutnya, seberapa banyak masyarakat muslim miskin yang akan tumbuh lalu bergabung dengan ISIS dan kemudian melahirkan kelompok besar.

Sejauh ini, Harf menjelaskan pihaknya sudah melakukan sejumlah tahapan untuk menghentikan aksi radikal ISIS. Saat ini, pihaknya tengah fokus untuk melumpuhkan para pimpinan dan pejuang ISIS di Irak dan Suriah.

"Di sanalah tempat di mana mereka menjamur. Kami sudah membunuh banyak anggotanya, dan kami akan menghabisi lebih banyak lagi anggotanya. Tapi kami tak bisa memenangkan perang ini dengan membunuh mereka," tuturnya.

Menurutnya, membunuh bukan satu-satunya jalan keluar. Butuh banyak waktu untuk mengatasi akar permasalahan yang menyebabkan banyak orang bergabung dengan ISIS. "Ya seperti kurangnya peluang kerja," pungkas Harf.

>> Klik selanjutnya: Kelompok militan kaya

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kelompok militan kaya

 

ISIS menjadi salah satu kelompok militan paling kaya di dunia dengan total kekayaan di atas US$ 2 miliar pada tahun lalu. Saat ini kekayaannya diprediksi terus bertambah demi mendanai berbagai aksi radikalnya.

ISIS melakukan banyak cara untuk mencari sumber dana, salah satunya adalah dengan pemerasan. Council on Foreign Relations memprediksi bahwa pada 2013, saat Mosul berada di bawah kendali Irak, ISIS berhasil meraup dana sekitar US$ 8 juta setiap bulan dengan memeras uang tunai maupun pajak dari para pengusaha lokal.

Dengan sebagian besar wilayah Irak sekarang berada di bawah kendali ISIS, angka tersebut bertambah banyak. Kelompok ini juga dilaporkan untuk mengambil sebagian uang yang mengalir ke kelompok-kelompok kemanusiaan yang bekerja di wilayah yang dikendalikannya.

>> Klik Selanjutnya...

3 dari 4 halaman

Selanjutnya

Berikut enam cara utama ISIS mendapatkan dana seperti dilansir dari CNN Money:

1. Pemerasan

Council on Foreign Relations memprediksi bahwa pada 2013, saat Mosul berada di bawah kendali Irak, ISIS berhasil meraup dana sekitar US$ 8 juta setiap bulan dengan memeras uang tunai maupun pajak dari para pengusaha lokal.

Dengan sebagian besar wilayah Irak sekarang berada di bawah kendali ISIS, angka tersebut bertambah banyak. Kelompok ini juga dilaporkan untuk mengambil sebagian uang yang mengalir ke kelompok-kelompok kemanusiaan yang bekerja di wilayah yang dikendalikannya.

2. Narkoba, penculikan anak dan pencucian uang

ISIS juga membuat uang melalui sejumlah teknik yang lebih mirip dengan aksi organisasi mafia dibandingkan pejuang jihad. Salah satu reporter senior Daily Beast Josh Rogin melaporkan, grup tersebut sangat unggul dalam penggalangan dana untuk kegiatan teroris seperti penculikan anak, perampokan dan pencurian barang.

Bahkan dalam laporannya dikatakan ISIS juga terlibat dalam perdagangan narkoba. Lebih dari itu, para anggota ISIS juga melakukan skema pencucian uang.

Dalam sepekan terakhir, puluhan warga Turki dan India diculik mengaingat ISIS telah menyapu sebagian besar kawasan Irak barat laut.

3. Listrik

New York Times melaporkan, ISIS menjual listrik dari sejumlah pembangkit listrik di Suriah Utara ke pemerintahan Assad.

Kelompok radikal tersebut sangat mungkin melakukan aksi tersebut dengan mulus mengingat militer Suriah terbukti mudur setelah sejumlah kelompok anti pemerintah beroperasi di daerah itu.

ISIS melakukan sejumlah langkah serupa untuk merebut kendali berbagai pembangkit listrik dan fasilitas penghasil listrik lain di Irak sejak tahun lalu termasuk kilang Baiji dekat Kirkuk.

4 dari 4 halaman

Selanjutnya

4. Minyak

Suriah Utara merupakan kawasan yang sangat kaya minyak dan ISIS mendapatkan guliran dana besar dari teritorial yang dikuasainya di sana. Pihaknya menjual minyak di kawasan tersebut pada pemerintah Suriah.

Dengan pindahnya kelompok radikal tersebut ke Irak di mana lapangan minyak sangat berlimpah, peluang militan itu mendapatkan uang lebih banyak terbuka lebar. Tahun lalu, ISIS meluncurkan serangan pada kilang minyak Baiji, fasilitas penyulingan terbesar di Irak.

5. Donasi

Tak hanya dengan cara kasar, ISIS juga mendapatkan guyuran dana dari sejumlah donatur kaya yang tinggal di Kuwait, Qatar, dan Arab Saudi, negara-negara di mana AS menganggapnya sebagai sekutu.

Rogin melaporkan, meski banyak pejabat penting yang bisa dengan mudah menyembunyikan aksinya memberikan dana pada ISIS, tapi pihaknya bisa dengan mudah berkelit. Atau lebih mudah, mereka lebih memilih pura-pura tidak tahu.

6. Perampokan secara anarkis

Para pejuang ISIS bagaikan mendapat bongkahan emas saat berhasil masuk ke Mosul, kota terbesar kedua di Irak pada Juni tahun lalu. Kelompok jihad tersebut mengobrak-abrik bank sentral kota dan lembaga keuangan lainnya, menjarah emas dalam jumlah besar dan uang sekitar US$ 430 juta.

Berdasarkan beberapa kalkulasi, kekayaan ISIS secara keseluruhan telah mencapai lebih dari US$ 2 miliar. Jumlah tersebut berkali-kali lipat lebih besar dari uang yang dimiliki kelompok militan serupa seperti Taliban atau Al Qaeda.

Bahkan ISIS diprediksi memiliki jumlah kekayaan yang lebih besar dibandingkan negara-negara kecil seperti Tonga dan Kiribati. (Sis/Nrm)

(Sis/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.