Sukses

Cerita di Balik Delay Lion Air yang Kacaukan Bandara Soetta

Delay pesawat 1-2 jam itu biasa, tapi bagaimana jika Anda alami delay hingga belasan jam bahkan sampai pergantian hari?

Liputan6.com, Jakarta - Keterlambatan (delay) dalam dunia penerbangan sepertinya sudah menjadi makanan sehari-hari para penumpang pesawat di Tanah Air. Itu jika delay hanya 1-2 jam, tapi bagaimana jika Anda harus menunggu pesawat hingga belasan jam bahkan sampai pergantian hari?

Itulah yang dialami ratusan penumpang Lion Air yang terlantar di Terminal 1B sejak Rabu 18 Februari 2015 hingga Jumat (20/2/2015). Waktu libur yang seharusnya digunakan untuk berwisata atau pulang kampung demi merayakan Tahun Baru China atau Imlek bersama keluarga hanya tinggal impian.

Penumpang harus menanti jadwal penerbangan yang tidak jelas. Ditambah petugas Lion Air yang seharusnya berada di lokasi untuk memberi penjelasan dan menenangkan penumpang malah raib entah kemana.

Tak heran penumpang bertambah murka. Beragam ekspresi kekecewaan mereka keluarkan. Mulai dari teriak-teriak, pukul meja, menyandera petugas dan pesawat Lion Air,hingga memblokir jalan.


Berikut kronologis kasus delay Lion Air:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 9 halaman

Selanjutnya


Ratusan penumpang Lion Air dengan berbagai rute tujuan terlantar di Bandara Soekarno-Hatta. Penumpukan penumpang ini telah terjadi sejak jadwal penerbangan pukul 13.00 Rabu 18 Februari 2015.

Keterlambatan pesawat dari daerah dan adanya kerusakan yang dialami beberapa burung besi maskapai Lion Air itu, membuat sejumlah penerbangan terkena imbasnya.

Sehari berselang pada Kamis, 19 Februari 2015, manajemen Lion Air masih bungkam dan sulit dihubungi untuk dimintai penjelasan mengenai kasus delay ini. Petugas Lion Air di Bandara Soetta juga menghilang membiarkan penumpang terlantar.

Menurut Staf Khusus Menteri Perhubungan, Hadi M. Djuraid, ada enam penerbangan Lion Air yang delay pada Rabu 18 Februari 2015.

Berdasarkan kabar yang beredar bahwa penumpukan penumpang ini disebabkan oleh rusaknya 10 pesawat milik maskapai berlambang singa tersebut.

Saat dikonfirmasi, Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Budi Karya Sumadi mendengar ada masalah teknis yang membuat terjadinya gangguan tersebut.  Namun dia belum bisa memastikan secara persis gangguan tersebut karena masih melakukan koordinasi dengan pihak Lion Air.

"Saya tidak tahu persis secara teknis seperti apa," terangnya kepada Liputan6.com.

Ketua Indonesia Slot Coordinator (IDSC) Hemi Pamuhardjo angkat bicara. Hemi mengaku telah mendapatkan laporan hanya tiga pesawat milik Lion Air yang mengalami masalah.

"Kasus kemarin malam sesuai info dari Lion, satu pesawat kena birds strike dan dua pesawat kena FOD (foreign object debris)," katanya, Kamis 19 Februari 2015.

Birds stike atau biasa juga disebut dengan bird hit atau bird aircraft strike hazard merupakan tabrakan antara pesawat dengan hewan terbang seperti burung. Sedangkan Foreign Object Debris (FOD) yaitu keberadaan benda-benda asing yang dapat merusak mesin dan sistem pesawat, seperti puing dan partikel.

>> Klik selanjutnya: sandera petugas, surat kaleng sampai blokir jalan

3 dari 9 halaman

Selanjutnya

Beragam cara digunakan para penumpang untuk menumpahkan kekesalan kepada Lion Air mulai teriak-teriak, memukul meja, menyandera petugas Lion Air, memblokir jalan pintu masuk hingga menempel surat kaleng.

Sepucuk surat di depan pintu kantor perwakilan Lion Air di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tengerang, Banten.

Tidak diketahui siapa penulis pesan tersebut. Namun, dalam surat itu, tertulis kalimat protes keras. "Dipastikan Lion Air hancur," begitu tulisan tersebut di pintu kantor Lion Air Terminal 3, Bandara Soekarno-Hatta, Jumat (20/2/2015).

Tidak hanya kepada Lion Air, sepucuk surat protes lain ditempelkan di samping surat pertama. Namun, surat ini tidak ditujukan kepada Lion Air.

Surat kaleng itu ditargetkan kepada Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan. Sama seperti pesan untuk Lion Air, pesan kedua ini juga masih bernada protes keras.

"Kepada YTH, Bapak Menteri Perhubungan, Tembusan Direktur Lion Air, Citra Manusia Perhubungan mau dibawa ke mana?" tulis surat itu.

Sebelumnya, ratusan penumpang pesawat Lion Air tujuan Jakarta-Semarang, Jakarta-Yogyakarta dan Jakarta-Solo sudah tidak bisa bersabar lagi setelah lebih dari 24 jam tak kunjung menerima kejelasan kapan mereka bisa diterbangkan.

Kejadian ini terjadi sekitar pukul 04.30 WIB, para penumpang itu berteriak-teriak dan memblokir pintu masuk keberangkatan domestik dan internasional Lion Air dan AirAsia Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang menggunakan pot bunga dan berbaris membentuk barikade.

Tak hanya memblokir jalan, penumpang Lion Air juga sempat menyandera petugas Lion Air dan juga pesawat dari maskapai milik orang terkaya di Indonesia, Rusdi Kirana.

>> Klik selanjutnya: lambat, tak responsif dan tak kooperatif

4 dari 9 halaman

Selanjutnya


Lambatnya gerak Lion Air membuat Kemenhub bersama PT Angkasa Pura II sudah memfasilitasi penyelesaian masalah.

Penumpang dari dua penerbangan dengan tujuan yang sama diberangkat bersama dengan satu pesawat lebih besar. Kedua, penumpang mendapat pengembalian uang tiket. ketiga, penumpang diinapkan di hotel untuk diberangkatkan sejak Rabu malam.

Staf Khusus Menteri Perhubungan, Hadi M. Djura menambahkan, ada sejumlah hal yang harus dilakukan maskapai bila ada pesawat yang delay. Maskapai harus terbuka memberi informasi kepada penumpang tentang situasi yang terjadi.

"Harus ada petugas dari maskapai yang hadir di tengah penumpang untuk memberi penjelasan dan mengkondisikan situasi agar tetap kondusif. Jangan sampai penumpang dibiarkan bertanya-tanya tanpa kepastian," kata Hadi.

Hadi juga menyayangkan sikap Lion Air yang tidak melakukan koordinasi dengan regulator atau operator lain  perihal terjadinya penumpukan penumpang di Bandara Soekarno-Hatta sejak Rabu siang.

Selain itu, Lion Air juga dinilai tidak responsif dalam menangani keadaan darurat seperti saat terjadi delay. Bahkan maskapai tersebut tidak menjalankan standar operasional prosedur (SOP) saat menghadapi situasi semacam itu.

"Lion Air ini tidak responsif, tidak kooperatif dan kelihatan mereka tidak siap hadapi krisis," ungkap Hadi.

Untuk menindaklanjuti hal ini, Hadi menyatakan pada pekan depan Kemenhub akan memanggil pihak Lion Air untuk memberikan penjelasan.

"Mereka akan segera dipanggil untuk dimintai kejelasan bagaimana SOP mereka untuk menangani krisis seperti itu," terangnya.

>> Klik selanjutnya: maskapai lain jadi korban

 

5 dari 9 halaman

Selanjutnya

Penundaan keterlambatan atau delay sejumlah penerbangan Lion Air sejak Rabu 18 Februari 2015 hingga Jumat (20/2/2015) ini, juga berdampak kepada penerbangan maskapai lainnya. Salah satunya AirAsia.

Menurut Corporate communication Manager AirAsia, Audrey Progastama Petriny, ada 6 rute penerbangan AirAsia yang sempat terhambat.

"Pagi ini ada beberapa penerbangan kita yang ikut delay. 3 rute domestik dan 3 rute internasional," ungkap dia saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta.

Ia menjelaskan, ketiga rute domestik itu adalah penerbangan dengan tujuan Yogyakarta, Surabaya, dan Denpasar. Sementara untuk rute internasional yang juga ikut delay yakni tujuan Singapura, Kuala Lumpur, dan Bangkok. Keenam penerbangan itu seharusnya berangkat dari Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang.

Agar tidak terjadi long delay, maka pihak AirAsia mengalihkan penerbangan tersebut ke Terminal 2. Menurut Audrey, saat ini seluruh rute yang sempat delay tadi telah berangkat.

"Kita alihkan ke Terminal 2. Semuanya sudah diberangkatkan. saat ini situasi dilaporkan membaik," jelas Audrey.

>> klik selanjutnya: Lion Air angkat bicara

6 dari 9 halaman

Selanjutnya

Lion Air akhirnya angkat bicara.‎ Head of Corporate Secretary Lion Group, Dwiyanto Ambarhidayat atas nama perusahaan mengaku meminta maaf sebesar-besarnya.

"Ada tiga pesawat kami yang kena Foreign Object Damage pada Rabu pagi dan hal ini menyebabkan rentetan jadwal penerbangan Lion menjadi terganggu terlebih lagi rusaknya tiga pesawat tersebut tepat pada saat musim puncak libur tahun baru Imlek," kata dia di Jakarta, Jumat (20/2/2015).

Dalam mengantisipasi hal ini, menejemen Lion Air mengaku siap mematuhi Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 77 mengenai ganti rugi penumpang jika mengalami keterlambatan atau pmebatalan penerbangan.

‎Dwiyanto menuturkan Lion Air tidak berdiam diri dan terus berusaha agar masalah ini bisa cepat diselesaikan dan penumpang bisa terbang secepatnya.

"Kami telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan dan salah satunya adalah saat ini kami sedang mengupayakan untuk mengirimkan enam pesawat cadangan tetapi itu akan membutuhkan waktu untuk dokumentasi penerbangannya," tegasnya.

>> klik selanjutnya: batalkan penerbangan

7 dari 9 halaman

Selanjutnya

Manajemen Lion Air akhirnya mengambil keputusan untuk mengatasi kekacauan yang terjadi di Bandara Internasional Soekarno Hatta yang hingga saat ini belum terselesaikan.

Adapun langkah yang ditempuh dengan membatalkan seluruh penerbangan yang menurut jadwal diberangkatkan dari Bandara Soetta mulai pukul 17.00 WIB hingga pukul 00.00 WIB.

‎"Bagi para calon penumpang yang ingin melakukan proses refund maka akan di-refund secara penuh dan tanpa adanya potongan," kata‎ Dwiyanto Ambarhidayat, Head of Corporate Secretary Lion Group di Jakarta, Jumat (20/2/2015).

Dijelaskannya bagi para calon penumpang yang ingin menjadwalkan ulang penerbangannya dengan Lion Air dapat melakukan re-booking kembali.

Di sisi lain khusus bagi para calon penumpang Lion Air yang ingin bepergian pada hari Senin, Selasa dan Rabu (23 February 2015 sampai dengan 25 February 2015) maka akan diberikan tiket gratis cukup dengan menyebutkan kode booking sebelumnya yang telah refund.

“Kami mohon maaf atas pembatalan penerbangan hari ini tetapi langkah ini perlu diambil guna menghindari delay yang berkepanjangan. Kami pastikan bahwa bagi para calon penumpang yang ingin refund tiket maka akan memperoleh full refund 100%”, ujar tutup Dwiyanto.

>> klik selanjutnya: terkenal sering delay..

8 dari 9 halaman

Selanjutnya

Kejadian delay  seperti ini tentu bukan pertama kalinya dialami para penumpang Lion Air. Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sudaryatmo mengakui maskapai milik Rusdi Kirana tersebut memang paling banyak dilaporkan konsumen karena sering delay (terlambat).

"Kalau dilihat dari daftar pengaduan, maskapai Lion Air memang paling banyak diadukan. Salah satunya soal delay ini," tutur Sudaryatmo saat berbincang dengan Liputan6.com, Kamis.

Berdasarkan data YLKI, pengaduan yang diterima lembaga tersebut atas sektor transportasi menempati nomor empat dari total pengaduan konsumen sebanyak 1.192 aduan selama kurun waktu setahun lalu.  

Posisi pertama, perbankan dengan 210 aduan, perumahan 157 aduan, jasa dan telekomunikasi 133 aduan, dan transportasi 84 aduan. Sebanyak 61 pengaduan datang dari transportasi udara, darat 22 aduan, dan angkutan laut 1 aduan.

Dari 6 maskapai penerbangan besar di Tanah Air, yang dominan diadukan konsumen kepada YLKI adalah Lion Air dengan total pengaduan 24 sepanjang 2014. Sementara Air Asia, Tiger, Mandala Air masing-masing 6 aduan, Merpati 5 aduan dan Sriwijaya 4 aduan.

Meski sering diadukan, lanjut Daryatmo, Lion Air tetap menjadi favorit penumpang pesawat untuk bepergian karena harga tiketnya yang relatif murah. Untuk itu, Lion Air diharapkan meningkatkan pelayanan agar tidak terus mengecewakan konsumen.

"Kalau dibandingkan Garuda Indonesia, jumlah penumpang yang diangkut Lion Air juga lebih banyak," ungkapnya.

>> Klik Selanjutnya: Terparah sepanjang sejarah dan sanksi buat si Singa Merah

9 dari 9 halaman

Selanjutnya

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menilai kasus delay ini merupakan yang terparah dalam sejarah penerbangan Indonesia.

"Setahu saya, kasus delay Lion Air ini memang yang paling parah. Tapi sekarang sudah mulai beres kok," kata Staf Khusus Menteri Perhubungan Hadi M Djuraid saat dihubungi Liputan6.com.

Sebagai tindaklanjut dari insiden delay,  Lion Air telah mendapat surat peringatan dari Direktor Jenderal (Ditjen) Perhubungan Udara Kemenhub.

"Sudah kami keluarkan surat teguran keras terkait penanganan penumpang yang tidak sesuai dengan aturan Ditjen Perhubungan Udara," ujar Hadi.

Selain itu, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan untuk sementara membekukan pengajuan izin rute baru bagi Lion Air sampai batas waktu yang belum ditentukan sampai maskapai tersebut memiliki mekanisme penanganan penumpang dalam keadaan darurat.

"Untuk sementara izin rute baru tidak akan dikeluarkan dulu sampai mereka memiliki sistem penanganan penumpang yang baik. Ini tidak lain agar para penumpang mendapatkan pelayanan yang baik," lanjutnya. (Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini