Sukses

Kenaikan Target Ekspor 300% Tak Realistis

Menurut pengamat ekonomi UI, Faisal Basri, Kementerian Perdagangan seharusnya sebagai pemicu pertumbuhan bukan pencapaian target.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah telah menargetkan ekspor naik 300 persen pada 2019 tetapi target tersebut dinilai tidak realistis.

Pengamat Ekonomi dari Universitas Indonesia (UI), Faisal Basri mengatakan, pemerintah juga harus meredam impor untuk menjaga ekonomi. Sehingga pemerintah tak hanya menggenjot ekspor.

"Nawacita sesat ini awalnya. Saya ingin menunjukkan, dan yakinkan Presiden apa guna ekspor tiga kali lipat. Impor naik lima kali lipat," ujar Faisal, di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (23/2/2015).

Menurut Faisal, pemerintah seharusnya menjadikan Kementerian Perdagangan sebagai pemicu pertumbuhan bukan menjadi pencapaian target.

"Saya katakan perdagangan agen of growth bukan pencapaian angka. Ayo kita koreksi yang tidak benar itu," ungkapnya.

Faisal menambahkan, ekspor dari sektor minyak dan gas bumi tidak berubah ke depan, karena produksi menurun. Jika ingin meningkatkan ekspor harus menggenjot komoditas non migas.

"Ekspor 2014 sekitar US$ 176,3 miliar. Lima tahun ke depan US$ 528,9 miliar. Target migas stay zero, non migasnya lebih kencang lagi. Seribu malaikat diturunkan dari langit tidak bisa. Kita berbohong dengan diri sendiri, ekspor paling banter di dunia naiknya 3,8 persen, Indonesia naiknya 2,8 persen," kata Faisal.

Sebelumnya Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah menyiapkan beberapa strategi untuk mencapai peningkatan ekspor non-migas sebesar 300 persen pada 2019.

Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Perdagangan (BP2KP) Kementerian Perdagangan, Tjahja Widayanti mengatakan, salah satunya yaitu strategi pendekatan pasar.

Dia menjelaskan, strategi pendekatan pasar ini dipusatkan pada empat hal, yaitu pertama, mempertahankan pasar yang telah dibangun sebelum. Kedua, meningkatkan ekspor produk bernilai tambah di pasar tersebut. Ketiga membuka pasar baru, salah satunya dengan membuka akses pasar. (Pew/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.