Sukses

Harga Minyak Kembali Naik ke Level US$ 50 per Barel

Menurut Departemen Energi AS, kenaikan cadangan tersebut mencapai 8,4 juta barel sehingga menetap di level 434,1 juta barel.

Liputan6.com, New York - Harga minyak kembali naik pada perdagangan Rabu (Kamis pagi waktu Jakarta) mengabaikan rekor tertinggi persediaan minyak di Amerika Serikat (AS). Kenaikan tersebut disebabkan adanya tanda-tanda meningkatan permintaan.

Mengutip The Wall Street Journal, Kamis (26/2/2015), harga minyak mentah jenis Light Sweet untuk pengiriman April ditutup naik US$ 1,71 atau 3,5 persen ke level US$ 50,99 per barel di New York Mercantile Exhange. Minyak jenis Brent sebagai patokan global, ditutup naik US$ 2,97 atau 5,1 persen ke level US$ 61,63 per barel di ICE Future Europe.

Cadangan minyak mentah di AS naik untuk minggu ke tujuh di tahun ini atau dalam pekan yang berakhir pada 20 Februari. Menurut Departemen Energi AS, kenaikan cadangan tersebut mencapai 8,4 juta barel sehingga menetap di level 434,1 juta barel. Jumlah cadangan minyak tersebut merupakan level tertinggi yang pernah ada di dalam data Departemen Energi AS.

Dalam data bulanan yang berbasis data mingguan, persediaan minyak di AS belum pernah setinggi level tersebut sejak 1930 lalu.

"Kami melihat secara perlahan ada kenaikan permintaan belakangan ini," tutur analis Price Futures Group, Chicago, AS Phil Flynn. Kenaikan permintaan akan minyak tersebut menjadi semacam embun di musim kemarau sehingga sedikit menepikan fakta bahwa jumlah cadangan minyak di AS juga mengalami kenaikan.

Salah satu penyebab kenaikan permintaan tersebut adalah adanya cuaca yang dingin di Amerika bagian timur. Faktor iklim tersebut membuat meningkatkan permintaan akan minyak menjadi lebih besar yang digunakan untuk menghangatkan rumah dan juga bahan bakar disel.

Berdasarkan data Departemen Energi AS, stok untuk minyak pemanas dan juga solar turun 2,7 juta barel menjadi 124,7 juta barel. para analis memperkirakan terjadi penurunan sebesar 3,3 juta barel.

Sedangkan permintaan akan minyak sulingan pada pekan lalu mengalami kenaikan sebesar 11,2 persen dibanding dengan pekan sebelumnya.

"Permintaan akan minyak pemanas di Pelabuhan New York sangat tinggi, kami melihat hal tersebut sebagai sinyal positif untuk harga minyak," jelas analis dari Again Capital, New York, AS, John Kilduff. (Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.