Sukses

IHSG Kembali Cetak Rekor Baru di 5.451

Ada sekitar 152 saham yang menghijau sehingga mengangkat IHSG. Namun, 122 saham melemah sehingga menahan penguatan IHSG.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tak bosan untuk mencetak rekor baru. Pada perdagangan saham hari ini, IHSG bergerak variatif dengan kecenderungan menguat terbatas.

Pada penutupan perdagangan saham, Kamis (26/2/2015), IHSG naik tipis 6,3 poin (0,12 persen) menjadi 5.451,42. Indeks saham LQ45 melemah 0,07 persen ke level 950,21. Sebagian besar indeks saham acuan menguat dan melemah.

Sejak akhir pekan lalu, IHSG terus mencetak rekor baru. Pada perdagangan saham kemarin, IHSG menyentuh level 5.445,11.

Pada perdagangan saham hari ini, ada 152 saham yang menghijau sehingga mengangkat IHSG. Sementara itu, 122 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sedangkan 97 saham lainnya diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham hari ini cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 245.036 kali dengan volume perdagangan saham sekitar 6,71 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 7,55 triliun.

Pada perdagangan saham di pasar negosiasi, transaksi saham PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) mencapai Rp 1,2 triliun. Saham SUPR ditransaksikan di level harga Rp 7.000 per saham. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 6 kali. Kemungkinan transaksi saham ini difasilitasi oleh PT UBS Securities Indonesia dan PT Ciptadana Securities.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham cenderung melemah. Sektor saham aneka industri turun 1 persen, sektor saham industri dasar melemah 0,26 persen, dan sektor saham tambang tergelincir 0,25 persen. Sedangkan sektor saham konstruksi menguat 0,92 persen, sektor saham perdagangan mendaki 0,77 persen, dan sektor saham perkebunan naik 0,52 persen.

Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 1,2 triliun. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi jual sekitar Rp 1,2 triliun.

Saham-saham yang menguat dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham LINK naik 9,59 persen menjadi Rp 6.000 per saham, saham BSDE mendaki 3,77 persen ke level Rp 2.200 per saham, dan saham BMTR tergelincir 3,65 persen ke level Rp 1.990 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham MPPA turun 2,9 persen menjadi Rp 4.180 per saham, saham SIAP melemah 2,5 persen ke level Rp 390 per saham, dan saham ASRI merosot 1,48 persen ke level Rp 665 per saham.

Kepala Riset PT Universal Broker Securities, Satrio Utomo menuturkan, sentimen bervariatif mempengaruhi laju IHSG pada hari ini. Ada aksi ambil untung di sejumlah saham oleh pemodal lokal telah menekan IHSG. Selain itu, pelaku pasar juga cenderung mengantisipasi data ekonomi pada bulan depan.

"Investor asing juga mulai mengurangi aksi beli sehingga indeks saham menjadi lebih slow," kata Satrio saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menambahkan, sejumlah rilis laporan keuangan positif mengangkat level IHSG pada hari ini. Hal ini menunjukkan tren IHSG masih positif.

Satrio memperkirakan, IHSG akan berada di level 6.100-6.350 pada akhir 2015. Bursa saham Asia cenderung variatif. Indeks saham Jepang Nikkei naik 1,1 persen. Penguatan indeks saham ini diikuti indeks saham Hong Kong Hang Seng mendaki 0,3 persen, dan indeks saham Shanghai naik 1,3 persen.

Sementara itu, indeks saham Australia Sydney melemah 0,6 persen, indeks saham Mumbai tergelincir 0,2 persen, indeks saham Taipei merosot 0,8 persen. Sedangkan indeks saham Korea Selatan Kospi mendatar. (Ahm/)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini