Sukses

Pasokan di AS Membanjir Picu Harga Minyak Dunia Kian Murah

Pasokan telah menekan kontrak harga minyak Brent dan AS.

Liputan6.com, New York - Harga minyak berjangka turun tajam seiring meningkatnya persediaan di Amerika Serikat. Pasokan telah menekan kontrak harga minyak Brent dan AS.

Harga minyak Brent susut dipicu sebelumnya muncul harapan jika permintaan global akan meningkat dan kekhawatiran geopolitik mempengaruhi pasokan energi dari Libya dan Rusia.

Harga minyak Brent April turun US$ 1,58 atau 2,56 persen menjadi US$ 60,05 per barel, dari puncak intraday di posisi US$ 62,63 per barel. Sementara harga minyak mentah AS pada April turun US$ 2,82 atau 5,53 persen menjadi US$ 48,17 per barel, melansir laman Reuters.

Kedua kontrak minyak sempat rally pada Rabu setelah menteri perminyakan Saudi Ali al-Naimi mengatakan adanya pertumbuhan permintaan. Awal pekan ini, seorang delegasi Teluk OPEC memperkirakan pertumbuhan permintaan menguat di paruh kedua 2015.

Harga Brent runtuh setelah mencapai posisi US$ 115 per barel pada Juni 2014, dipicu kelebihan pasokan global dan keputusan OPEC untuk mempertahankan pangsa pasar menghadapi persaingan produsen daripada memotong pasokan.

Pemulihan harga minyak Brent meski masih lebih rendah dari posisi dalam enam tahun di US$ 45,19 pada bulan Januari dipicu tanda-tanda bahwa harga yang lebih rendah mulai mengurangi investasi negara-negara non-OPEC.

"Tapi menghentikan pertumbuhan produksi tidak sama dengan menurunkan produksi," kata seorang broker minyak mentah berbasis di Texas.

Upaya membatasi kerugian harga minyak, Presiden Vladimir Putin memberikan peringatan bahwa Rusia akan menghentikan pasokan gas alam ke Ukraina jika tidak menerima uang muka, meningkatkan kemungkinan gangguan pengiriman ke Eropa.

Gejolak di Libya juga telah membuat produksi dan ekspor dari negara OPEC menambahkan lift untuk Brent.

"Pasar Brent jauh lebih reaktif terhadap hampir setiap hari berita geopolitik yang menuntut setidaknya beberapa unsur premi risiko," jelas Jim Ritterbusch, Presiden Ritterbusch & Associates.

Sementara itu, persediaan minyak mentah terus meningkat, menambahkan lain 8,4 juta barel pekan lalu, menurut data pemerintah. (Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini