Sukses

Setelah Seminggu Cetak Rekor, Akhirnya IHSG Runtuh

Pada perdagangan saham hari ini, ada 157 saham yang menghijau namun tak mampu membuat IHSG kembali mencetak rekor.

Liputan6.com, Jakarta - Akhirnya keperkasaaan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpatahkan. Setelah membukukan rekor tertinggi sejak Jumat (20/2/2015) minggu lalu, pada akhir pekan ini IHSG ditutup melemah.

Pada penutupan perdagangan saham, Jumat(27/2/2015), IHSG turun tipis 1,13 poin (0,02 persen) menjadi 5.450,29. Indeks saham LQ45 melemah 0,35 persen ke level 946,87. Sebagian besar indeks saham acuan melemah hanya Indeks SBX saja yang mampu menguat 1,03 persen. Kemarin, IHSG mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah dengan berada di level 5.451,42.

Pada perdagangan saham hari ini, ada 157 saham yang menghijau namun tak mampu membuat IHSG kembali mencetak rekor. Sementara itu, 116 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sedangkan 99 saham lainnya diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham hari ini cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 225.153 kali dengan volume perdagangan saham sekitar 6,24 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 6,53 triliun.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham cenderung melemah. Sektor saham aneka industri turun 1 persen, sektor saham industri dasar melemah 0,26 persen, dan sektor saham tambang tergelincir 0,25 persen. Sedangkan sektor saham konstruksi menguat 0,92 persen, sektor saham perdagangan mendaki 0,77 persen, dan sektor saham perkebunan naik 0,52 persen.

Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 200 miliar. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi jual sekitar Rp 100 miliar.

Saham-saham yang menguat dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham BBLD naik 23,12 persen menjadi Rp 985 per saham, saham CPRO mendaki 11,54 persen ke level Rp 116 per saham, dan saham BABP menguat 10,84 persen ke level Rp 92 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham PNSE turun 18,18 persen menjadi Rp 450 per saham, saham TALF melemah 14,56 persen ke level Rp 440 per saham, dan saham PTSN merosot 9,47 persen ke level Rp 86 per saham.

Kepala Riset PT Universal Broker Securities, Satrio Utomo menuturkan, sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG pada hari ini adalah keluarnya laporan keuangan beberapa emiten yang tidak sesuai dengan konsensus para analis.

Satrio mencontohkan salah satu kinerja emiten yang tidak menggembirakan adalah Astra International (ASII). Sepanjang 2014 kemarin laba bersih per saham (EPS) sebesar Rp 474.

"Kinerja ini terlihat kurang begitu bagus, mengingat konsensus analis memprediksikan ASII bakal mencetak laba bersih sebesar Rp 491," tuturnya.

Kinerja emiten yang lain juga tercatat tidak terlalu bagus, adalah PT United Tractors Tbk (UNTR), PT London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), dan PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP).

Selain itu, investor juga melakukan aksi ambil untung pada perdagangan hari ini setelah sekian hari IHSG terus-menerus mencetak rekor tertinggi. Pelaku pasar melihat bahwa keuntungan yang telah mereka dapatkan cukup. (Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.