Sukses

Tawaran Investasi RI Buat Australia Datang di Waktu Sulit

Pimpinan AIBC Phil Turtle mengatakan, tawaran bagi pebisnis lokal untuk mendekatkan hubungannya dengan Indonesia datang di waktu yang sulit.

Liputan6.com, Perth - Di tengah memanasnya hubungan Australia dan Indonesia menyusul rencana eksekusi mati dua pengedar narkoba asal Australia Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, Indonesia menawarkan hubungan dagang yang lebih dekat dengan negara tersebut.

Sayangnya, Pimpinan Australia Indonesia Business Council (AIBC) Phil Turtle mengatakan,  penawaran bagi pebisnis lokal untuk mendekatkan hubungannya dengan Indonesia datang di waktu yang sulit.

"Kami juga tidak berharap adanya pembatalan atau penurunan volume perdangan. Tapi akan selalu ada tanggapan diplomatis yang mempengaruhi kondisi tersebut," ungkap Turtle seperti dikutip dari news.com.au, Kamis (5/3/2015).

Bahkan Menteri Perdagangan Australia Andrew Robb justru menunda rencananya memimpin misi perdagangan ke Indonesia bulan ini. Ketegangan antar dua negara karena kasus duo Bali Nine tersebut membuat Robb menunda niatnya.

Sebelumnya, Duta Besar Indonesia untuk Australia Nadjib Riphat Kesoema meminta pemerintah Western Australia untuk tetap memainkan perannya dalam meningkatkan kedekatan hubungan dagang dua negara.

Nadjib merinci rencana Indonesia untuk membangun tol laut dari Timur ke Barat. Proyek bernilai US$ 60 miliar itu disokong Presiden Joko Widodo termasuk 24 pelabuhan, kawasan industri, jalur kereta dan kapal angkut.

"Indonesia tengah merencanakan proyek penambahan pelabuhan di beberapa provinsi. Kami mengundang para pengusaha di Western Australia untuk berpartisipasi dalam proyek infrastruktur ini melalui investasi di sejumlah bidang terkait," paparnya.

Dia juga menjelaskan, industri pembangunan kapal Western Australia telah memiliki rekam jejak pemenuhan pasokan kapal angkut penumpang yang dibutuhkan Indonesia. Nadjib juga menjelaskan, Indonesia kini telah memangkas proses birokrasi bisnis yang berbelit, memerangi korupsi dan mereformasi sistem hukumnya. (Sis/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.