Sukses

Rupiah Terjungkal, BI Tenangkan Pasar Lewat Data Makro Ekonomi

Imbauan ini merujuk pada data makro ekonomi Indonesia yang membaik.

Liputan6.com, Jakarta -
Bank Indonesia (BI) meminta pasar tenang menghadapi gejolak nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Imbauan ini merujuk pada data makro ekonomi Indonesia yang membaik. 
 
Gubernur BI, Agus Martowardojo menjelaskan, beberapa kondisi makro ekonomi tersebut antara lain inflasi, defisit transaksi berjalan, credit default swaps (CDS) Indonesia dan lainnya. 
 
"Inflasi kita mengarah ke bawah 4 persen, dan 2015-2016, inflasi semakin terkendali karena sudah menghapus subsidi BBM secara sistem. Kita harus konsisten penerapan reformasi subsidi ini, karena kredibilitas letaknya ada di konsisten," jelas dia di Jakarta, Jumat (6/3/2015). 
 
Sementara dari defisit transaksi berjalan, sambungnya, terus mengarah pada posisi perbaikan dari US$ 29 miliar di 2013 menjadi US$ 26 miliar pada akhir tahun lalu karena dampak dari penyesuaian BBM belum besar. Namun pemulihan terjadi pada ekspor non migas.
 
"Defisit transaksi berjalan di 2015 diperkirakan sama dengan 2014 karena program infrastruktur dan investasi akan membutuhkan impor barang modal. Tapi di kuartal I ini akan membaik meski bersifat musiman," lanjut dia.
 
Dari sisi lain, posisi CDS Indonesia merosot dari peringkat 240 di 2013 ke urutan 157 pada akhir 2014. Dan kini, CDS Indonesia menempati posisi 136. Agus bilang, kondisi ini menunjukkan perbaikan dibanding negara berkembang lain. 
 
"CDS India lebih tinggi, apalagi di Turki dan Brazil. Jadi risiko Indonesia lebih rendah dibanding negara berkembang lain. Ini bisa menjadi referensi investor," tegasnya. 
 
Hal yang sama mengacu pada aliran dana masuk untuk membeli surat utang dan di pasar modal Indonesia. Dari data Agus, Desember 2014 sampai saat ini, ada aliran dana masuk Rp 57 triliun. Sedangkan di periode yang sama tahun sebelumnya baru Rp 30 triliun. 
 
"Jadi nggak mungkin dana asing masuk kalau negara nggak baik. Jika kurs ada gejolak, nggak perlu khawatir, prospek baik dan kepercayaan negara ini dari investor baik. Jadi yang di pasar tetap tenang," tandas Agus. (Fik/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.