Sukses

Rupiah Masih Betah di 13.050 per Dolar AS

Spekulasi kenaikan suku bunga The Federal Reserve masih menjadi sentimen utama yang menekan rupiah.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih tertekan pada perdagangan Selasa pekan ini. Rupiah masih betah di kisaran 13.000 per dolar AS. Sentimen yang menekan rupiah adalah rencana kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS).

Data valuta asing Bloomberg, Selasa (10/3/2015), menunjukkan nilai tukar rupiah masih berada di kisaran 13.050 per dolar AS. Pada pembukaan perdagangan, rupiah berada di level 13.050,80 per dolar AS. Rupiah pun bergerak fluktuaktif hingga siang di kisaran 13.047 per dolar AS hingga 13.065 per dolar AS.

Sementara, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia, rupiah melemah tipis sebesar 12 poin ke  level 13.059 per dolar AS pada Selasa 10 Maret 2015 dari periode Senin 9 Maret 2015 yang ada di di level 13.047 per dolar AS.

Analis PT Bank Saudara Tbk, Rully Nova menuturkan, sentimen global masih menekan rupiah ditambah dolar cenderung menguat. Pada akhir pekan lalu, pemerintah Amerika Serikat merilis data tenaga kerja dan payroll yang membaik. Data Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan, jumlah tenaga kerja AS bertambah 295 ribu jiwa bulan lalu. Sementara tingkat pengangguran menyentuh level terendahnya dalam hampir tujuh tahun terakhir.

Hal itu mendorong spekulasi kalau bank sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) akan menaikkan suku bunga secepatnya.

Sedangkan sentimen dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan sekitar 25 basis poin (bps) menjadi 7,5 persen pada 17 Februari 2015. Menurut Rully, sentimen tersebut mendorong pelaku pasar menghitung selisih suku bunga meski BI Rate masih lebih tinggi. Akan tetapi pelaku pasar cenderung pegang dolar karena lebih berharga.

"Bagi pelaku pasar asing jangka pendek menghitung besaran selisih suku bunga sehingga cenderung membeli dolar," ujar Rully saat dihubungi Liputan6.com.

Rully mengatakan, BI akan siap di pasar untuk menjaga volatilitas rupiah. Selain itu, BI juga diharapkan dapat mengendalikan kestabilan rupiah sehingga tidak terlalu turun tajam. "Yah sedikit demi sedikit dikendalikan. Meski cadangan devisa cukup tetapi kalau cadangan dolar terbatas maka itu bisa jadi ajang spekulasi," tutur Rully.

Ia memperkirakan, rupiah akan bergerak di kisaran 13.050-13.070 per dolar AS pada hari ini. Mengutip laman Reuters hari ini, dolar AS mendekati ke level tertinggi terhadap yen dan euro. Hal itu didorong sentimen terhadap suku bunga global. Sementara pasar melihat data inflasi China. (Ahm/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini