Sukses

Rupiah Ambruk, Kredit Macet Bank Berpeluang Naik

Pemerintah menilai pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan berpengaruh kepada kredit perbankan.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menilai pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan berpengaruh kepada kredit perbankan. Non Performing Loan (NPL) atau kredit macet bank berpeluang naik akibat kondisi tersebut.

Hal ini dikatakan Ketua Tim Gugus ketahanan Ekonomi Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Destry Damayanti di acara Microfinance Forum, Jakarta, Rabu (11/3/2015).

"Pengaruhnya ke kredit pasti ada karena mereka akan berhati-hati melihat risiko pasar yang akan ditanggung. Tapi secara keseluruhan, kredit perbankan dalam dolar AS masih manageable, di bawah 15 persen dari total portofolio," ujarnya.

Menurut mantan Kepala Ekonom Bank Mandiri itu, pelemahan kurs rupiah saat ini bukan fenomena yang bisa dilawan pemerintah maupun Bank Indonesia (BI). Karena ada faktor global yang memicu kondisi ini. Namun demikian, pemerintah dan BI perlu membenahi struktur ekonomi Indonesia, karena suplai dolar AS menjadi akar permasalahan di Tanah Air.

Sementara untuk kredit macet, sambung Destry, berpotensi mengalami kenaikan akibat keterpurukan kurs rupiah. Hanya saja, bank mempertimbangkan penanggungan apabila depresiasi nilai tukar rupiah masih terlalu kecil.

"‎Sampai level berapa dulu rupiahnya. Kalau depresiasi 5 persen, bank masih bisa cover NPL, tapi kalau tekanan di atas 10 persen akan berat. Kita lihat dulu besaran depresiasianya," papar dia.

Dirinya mengaku, ‎kegiatan usaha yang akan terpukul oleh pelemahan niali tukar rupiah bergerak di bidang manufaktur yang menyasar pasar domestik. Sebagai contoh, produksi produk elektronik, di mana perusahaan harus impor komponen namun pendapatan dari hasil penjualan di dalam negeri dalam bentuk mata uang rupiah.

"Nah ini yang akan kena depresiasi, produksinya untuk pasar domestik dengan pendapatan rupiah. Tapi harus impor bahan baku yang membutuhkan dolar AS atau mata uang asing," tukas Destry. (Fik/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini