Sukses

Efek Rupiah Melemah Terhadap Usaha Furnitur

Bagi pengusaha furnitur yang memakai bahan baku lokal mendapatkan untung besar dari nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serika

Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Mebel dan Kerajinan Rotan Indonesia (AMKRI) mengungkapkan, penguatan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah memberi tiga efek berbeda pada usaha furnitur.

Ketua AMKRI, Soenoto menerangkan, pengusaha furnitur yang mengekspor dengan bahan baku utama 100 persen domestik maka rupiah melemah dianggap rezeki yang melimpah. Ketika krisis tahun 1998 pelemahan rupiah membuat Soenoto dapat keuntungan besar.

"Untuk eksportir yang 100 persen bahan baku dari lokal itu luar biasa berlimpah itu adalah rezeki luar biasa. Seperti 1998 itu dollar saya pernah ekspor dengan Rp 16.800 per dollar," kata dia, Jakarta, Kamis (12/3/2015).

Lalu kedua,  pengusaha yang mengekspor namun bahan bakunya sebagian diterima melalui impor, pelemahan rupiah tidak memberikan efek berarti. Hal demikian disebabkan transaksi ekspor maupun impor sama-sama menggunakan dolar AS.

Terakhir, bagi pengusaha yang 100 persen impor bahan baku tetapi menjualnya ke dalam negeri maka pelemahan rupiah merupakan beban berat. "Kalau misal barang  bakunya impor jualannya lokal itu celaka," ujar Soenoto.

Posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp 13.176 per dolar AS. Posisi ini melemah 12 poin dibanding posisi penutupan hari sebelumnya di level Rp 13.164 per dolar AS.

Berdasarkan valuta asing Bloomberg, rupiah berada di kisaran 13.183 per dolar AS dari posisi penutupan perdagangan kemarin di kisaran 13.192 per dolar AS. (Amd/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini