Sukses

Contek Teknologi, Pertamina Perlu Gandeng Total di Blok Mahakam

Pertamina bisa mencuri ilmu dari Total dalam menggarap Blok Mahakam.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) disarankan menggandeng PT Total E&P Indonesie untuk menggarap Blok Mahakam. Dengan begitu, Pertamina bisa mempelajari pola kerja perusahaan minyak modern.

Anggota Komisi VII DPR RI Dewi Yasin Limpo mengatakan, Pertamina perlu menggandeng perusahaan minyak asal Prancis tersebut guna mencuri ilmu dalam menggarap Blok Mahakam, agar produksinya tidak mengalami penurunan.

"Sebaiknya Pertamina bekerja sama dengan operator lama, karena yang diperlukan oleh Pertamina adalah kemampuan operator. Pertamina perlu mempelajari kultur perusahaan minyak modern," kata Dewi, di Jakarta, Rabu (18/3/2015).

Menurut Dewi, seluruh lapisan wajib mendorong perusahaan nasional dalam mengelola proyek besar, namun hal tersebut harus diimbangi dengan kemampuan yang dimiliki.

"Nasionalisme harus kita dukung, tetapi kita juga harus selalu pandai mengukur diri. Jangan tersinggung jika belum mampu bekerja sendirian," tuturnya.

Ia menambahkan, jika Pertamina melibatkan Total dalam mengelola Mahakam. Sebagai imbalan Pertamina bisa meminta ikut terlibat menjadi operator blok yang dikelola Total di luar negeri.

"Pertamina juga tidak perlu malu untuk minta kepada Total, agar diajak ikut dalam operasi Total yang di luar Indonesia," pungkasnya.



Blok Mahakam adalah sebuah lapangan minyak dan gas bumi yang terletak di lepas pantai Kalimantan Timur dengan produksi gas mencapai 30 persenproduksi nasional dan pada saat pertama kali ditemukan memiliki cadangan terbukti sekitar 1,4 miliar barrel minyak dan 26 triliun cubic feet (TCF) gas.

Blok Mahakam mulai dieksploitasi pada tahun 1967 selama 30 tahun dan diperpanjang lagi selama 20 tahun hingga 2017 melalui kontrak kerjasama antara Pemerintah RI dengan Pihak Asing. Pihak Asing ini telah melakukan produksi dan pengurasan secara besar-besaran cadangan yang dimiliki sehingga menjadikan Indonesia sebagai eksportir LNG terbesar di dunia periode 1980-2000.

Pada saat kontrak berakhir pada tahun 2017 nanti, diperkirakan cadangan Blok Mahakam yang tersisa sebesar 100 juta barrel minyak dan 6-8 TCF gas yang bernilai lebih dari Rp 500 triliun. (Pew/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini