Sukses

Angkatan Laut AS Angkat Topi Buat Menteri Susi

Langkah mengatasi pencurian ikan ilegal yang telah dilakukan oleh Menteri Susi sesuai dengan aturan yang berlaku di dunia internasional.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti menerima kunjungan Kepala Staf Angkatan Laut Amerika Serikat (KASAL AS). Dalam pertemuan tersebut, mantan Chief Executive Officer (CEO) Susi Air tersebut menerima apresiasi dari KASAL AS atas upayanya memberantas pencurian ikan ilegal (illegal fishing).

"KASAL AS mengapresiasi atas gerakan pemberantasan Illegal, Unreported Dan Unregulated (IUU) Fishing yang sudah kami lakukan," ujar Susi di kantornya, Jakarta, Senin (23/3/2015).

Diceritakan Susi, KASAL AS menyatakan Indonesia sudah menuju pada program sustainable fisheries yang tengah didengungkan negara-negara di dunia saat ini. Dalam komitmen terhadap pemberantasan IUU, sambung Susi, pihaknya akan bekerjasama dengan perusahaan raksasa Google, pakar yayasan (foundation) cukup terkenal.

"Kami akan kerja sama dengan Google, pakar foundation. Karena waktu itu saya mengunjungi San Fransisco selama 5 hari, bertemu dengan pejabat Google di mana mereka konsen juga pada global fishing monitory walaupun belum mature tapi hasilnya luar biasa," papar Susi.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Indroyono Soesilo menjelaskan bahwa upaya mengatasi pencurian ikan ilegal yang telah dilakukan oleh Menteri Susi Pudjiastuti tersebut sesuai dengan aturan yang berlaku di dunia internasional.

"‎Sudah diatur dengan UU No.45 ayat 69 dan ini semua mengacu FAO, code of conduct for responsible and sustainable fisheries, jadi ini  universal, jadi langkah ini benar‎," kata Indroyono.

Langkah pemberantasan pencurian ikan ilegal tersebut diharapkan bisa membuat masyarakat Indonesia dapat mengkonsumsi ikan-ikan dengan kualitas lebih baik dengan harga lebih murah.

Tidak hanya itu, dengan kebijakan itu secara resmi beberapa negara yang selama ini menangkap ikan di lautan Indonesia secara ilegal akan melakukan transaksi perdagangan secara resmi dengan para nelayan di Indonesia. Sehingga menguntungkan nelayan. (Fik/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini