Sukses

Yellen Buat Harga Emas Kembali Melambung Tinggi

Semula para analis memperkirakan harga emas akan tertekan. Namun pada kenyataannya justru sebaliknya.

Liputan6.com, New York - Langkah Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed) untuk tidak buru-buru menaikkan suku bunga acuan membuat harga emas yang semula terperosok dalam menjadi bangkit kembali. Harga emas mengalami kenaikan mingguan terbesar dalam dua bulan terakhir.

Mengutip Bloomberg, Senin (23/3/2015), setelah Gubernur Bank Sentral Amerika, Janet Yellen mengungkapkan bahwa suku bunga acuan bakal berada di level rendah lebih lama dari perkiraan awal, nilai tukar dolar langsung menciut sehingga membuat harga emas melambung tinggi.

Dalam pengumumannya minggu lalu, Yellen menjelaskan bahwa paling cepat suku bunga akan naik pada September tahun ini. Pernyataan tersebut mementahkan perkiraan sebelumnya yang menyebutkan bahwa kemungkinan besar suku bunga akan naik pada Juni ini. 

Setelah pengumuman tersebut, pergerakan nilai tukar dolar langsung melemah karena pelaku pasar melepas kepemilikan mereka. Kebalikannya, harga emas merangkak naik. Selama ini gerak kurs dolar AS memang selalu berseberangan dengan harga emas karena logam mulai tersebut dianggap sebagai alat lindung nilai ketiga dolar mengalami penurunan.

Analis National Securities Corp, New York, AS, Donald Selkin menjelaskan, semula para analis memperkirakan harga emas akan tertekan. Namun pada kenyataannya justru sebaliknya. "Hampir semua perkiraan analis meleset," jelasnya.  Harga emas berjangka pada minggu lalu melonjak sebesar 2,8 persen menjadi US$ 1.184 per ounce.

Selain menunda kenaikan suku bunga acuan, The Fed juga memangkas estimasi median untuk Federal Funds rate, yang merupakan kunci untuk suku bunga overnight. Di akhir tahun kemarin, The Fed memperkirakan Federal Funds rate akan berada di kisaran 1,25 persen di akhir tahun ini. Namun pada pertemuan kali ini diturunkan menjadi 0,625 persen.

Dalam ringkasan proyeksi ekonominya, The Fed memangkas outlook inflasi untuk tahun 2015. Selain itu mereka juga menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi AS. Hal tersebut menandakan bahwa langkah-langkah untuk mengelola inflasi selama ini tidak berjalan sesuai dengan ekspektasi.(Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini