Sukses

40% Tambang Batu Bara di Indonesia Stop Produksi

Penghentian operasi tambang batu bara paling banyak terjadi Sumatera.

Liputan6.com, Jakarta - Rendahnya harga batu bara kian memukul industri batu bara di Tanah Air. Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) mencatat sekitar 40 persen tambang di Indonesia telah menghentikan kegiatan produksi.

"Selama satu tahun, 40 persen perusahaan-perusahaan sudah stop produksi. Apa gulung tikar atau tidak, yang jelas mereka sudah stop produksi," kata Wakil Ketua APBI Pandu Sjahrir saat berbincang di Kantor Toba Bara, Wisma Bakrie 2, Jakarta pada Senin, 23 Maret 2015

Pemutusan hubungan kerja (PHK) pun tak terhindari. Tambang ditinggalkan para pekerja, yang tersisa hanya 1-2 orang yang menjaga perusahaan. Pandu menyebutkan, penghentian operasi paling banyak terjadi Sumatera yaitu mencapai 50 persen dari total tambang batu bara di wilayah itu.

"Kalau di Kalimantan 20-30 persen sudah stop produksi," ungkap dia.

Pandu yang menjabat sebagai Direktur Keuangan PT Toba Bara Sejahtra Tbk (Toba Bara) ini menyebutkan, dalam dua tahun terakhir harga batu bara telah turun dari US$ 100 per  ton hingga di bawah US$ 60 per ton.  Salah satu penyebabnya yaitu melimpahnya pasokan batu bara di pasar internasional.

"Salah satu sumber terbesar adalah sisi over suplai dan itu mungkin dari Indonesia sendiri," ujar Pandu.

Jika dilihat dalam lima tahun terakhir, lanjut dia, pertumbuhan produksi batu bara Indonesia mencapai 10-15 persen. Selama kurun waktu dua tahun terakhir, produksi batu bara nasional naik dari 350 juta ton menjadi 420 juta ton.

Sedangkan dari sisi permintaan dari negara-negara seperti Jepang dan India, menurut Pandu, sudah cukup baik. Meski ada pelemahan permintaan di China.

"Jadi kalau dilihat, ke depan ini sumber pelemahan harga batu bara adalah dari sisi suplai," pungkasnya. (Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini