Sukses

YLKI: Rokok Gratis Orang Rimba dari Duit Negara atau Sponsor?

Rokok menduduki urutan kedua dari barang yang dikonsumsi oleh rumah tangga miskin.

Liputan6.com, Jakarta -
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) dan Solidaritas Advokat untuk Pengendalian Tembakau (SAPTA) mempertanyakan asal rokok yang dibagikan Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa untuk orang Rimba (suku anak dalam) di Jambi. Tudingannya mengarah pada perusahaan rokok raksasa yang mensponsori kegiatan sosial tersebut. 
 
Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi mengatakan, rokok menduduki urutan kedua dari barang yang dikonsumsi oleh rumah tangga miskin. Kegiatan tersebut sangat ‎bertolakbelakang atau kontraproduktif dengan upaya pemerintah mengurangi angka kemiskinan di Indonesia. 
 
Faktanya, tambah dia, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) 2014, salah satu pemicu kemiskinan di rumah tangga miskin adalah konsumsi rokok. 
 
"Patut diduga bahwa tindakan Mensos disponsori industri rokok besar untuk mempromosikan produknya. Dan dengan membagi rokok secara gratis, itu artinya Mensos justru pro pada kemiskinan," papar Tulus di Jakarta, Jumat (27/3/2015).  
 
Mensos belum lama ini blusukan memberi bantuan seperti baju kaos sebanyak 180 potong, rokok segala jenis merek sebanyak 15 slof, dan kebutuhan pokok lain kepada orang Rimba di Provinsi Jambi. Bantuan tersebut diserahkan setelah ada 11 orang Rimba di tiga kelompok meninggal secara beruntun‎ karena kelaparan.
 
Sementara menurut Pengacara Publik SAPTA, Tubagus Haryo Kardianto menuturkan, pihaknya belum memperoleh data mengenai merek rokok dan asal muasal rokok tersebut. 
 
"Kami belum tahu merek apa rokoknya. Karena bisa saja ada titipan dari produsen rokok tertentu untuk orang Rimba atau menggunakan dana APBN. Ini harus dijelaskan Mensos dalam hak jawabnya," papar dia.
 
Jika Mensos tidak menggunakan hak jawabnya dalam 14 hari, maka YLKI dan SAPTA siap menyeret Mensos ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk diproses hukum.
 
Sanksinya berupa perubahan perilaku seperti permohonan maaf kepada seluruh rakyat Indonesia termasuk orang Rimba dan berjanji tidak mengulanginya lagi. (Fik/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini