Sukses

Kelihaian Investor Kaya China Zhang Lei Melihat Peluang Bisnis

Investor terkaya China, Zhang Lei menuturkan, China dapat menjadi salah satu mesin untuk inovasi global.

Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha China semakin mampu meningkatkan kapasitasnya. Peningkatan kapasitas itu berlawanan dengan perusahaan multinasional relatif lambat bergerak.

Salah satu miliarder China Zhang Lei menyampaikan hal itu. Pernyataannya pun memang seperti mencerminkan dirinya ketika menjalankan usahanya. Ia meneliti suatu peluang bisnis lalu menjadikannya sebagai investasi, dan memberikan imbal hasil besar.

Zhang mendirikan perusahaan private equity Hillhouse Capital Group pada 2005. Dengan tangan dinginnya, ia mendapatkan kepercayaan dari Universitas Yale dan investor lainnya untuk menanamkan investasi di suatu bisnis. Kini ia memiliki dana sekitar US$ 18 miliar.

Zhang  memiliki latar belakang tak biasa. Ia lahir di Zhumadian, provinsi Henan pada 1972. Kelahiran Zhang saat China berada di puncak revolusi kebudayaan. Ketika itu China sedang membersihkan diri dari segala sesuatu bahkan dari kapitalis.

Namun sejak usia dini, Zhang sudah memperlihatkan bakat bisnis. Pada usia 7 tahun, ia memiliki ide bisnis pertamanya dengan  menyewakan buku komik untuk penumpang yang menunggu keretanya. Konsep tersebut menjadi dasar bagi perusahaan seperti Uber dan Airbnb.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Awal Mula Zhang Berbisnis

Awal Mula Zhang Berbisnis

Kegiatan bisnis yang dilakukan Zhang bermula pada 10 tahun lalu.  Dengan sumbangan US$ 20 juta dari Universitas Yale, Zhang bertindak sebagai pendukung awal perusahaan seperti Tencent dan JD.com. Bisnis yang telah menguncang industri tradisional di seluruh China.

Pada tahun pertama, ia kuliah di Yale, Zhang mengambil cuti untuk meneliti ekspansi sektor swasta. Ia pun membuka pintu wirausahawan seperti Jack Ma, pendiri Alibaba, Robin Li dari Baidu, dan Pony Ma dari Tencent.

Saat gelar MBA di tangan, ia membujuk Yale memberinya US$ 20 juta untuk investasi di perusahaan baru di China. Awalnya memang ragu-ragu. Ia pun masih pemula, dan tidak tahu siapa yang akan dipekerjakan. Zhang mengingat ketika masa awal memulai investasinya, temannya menolak tawaran itu, tetapi menyarankan istrinya.

"Saya berkata apakah Anda serius? Anda hanya akan membuang, dan mengirim istri Anda?," ujar Zhang.

Ia pun menertawakan ketika di masa awal merintis usahanya. Zhang memiliki strategi aneh dan terdengar menganggu.

"Itu sebabnya tidak ada orang lain investasi kepada saya selain Yale," kata Zhang.

Salah satu taruhan pertama Zhang jatuh kepada Tencent. Ia membeli saham Tencent pada 2005. Perusahaan ini pun dikenal dengan layanan pesan QQ dan memiliki nilai pasar kurang dari US$ 2 miliar. Kini, Tencent menjadi perusahaan raksasa internet senilai lebih dari US$ 160 miliar. Hillhouse pun masih memiliki saham di perusahaan tersebut.

"Kalau sekarang saya pikir, Tencent sangat murah," kata Zhang.

Investasi lainnya yang memberi imbal hasil tajam yaitu di JD.COM. Pada 2010, Hillhouse menanamkan investasi US$ 255 juta di JD.COM. Empat tahun kemudian, kapitalisasi pasar sahamnya mencapai US$ 3,9 miliar saat JD.COM menggelar penawaran saham ke publik.

Sekarang ia berpikir perusahaan-perusahaan ini bisa mengaduk berbagai hal secara global.

"China bisa menjadi salah satu mesin untuk renovasi inovasi global secara keseluruhan," ujar Zhang, dalam sebuah wawancara di kantornya Hillhouse Capital Group di Hong Kong, seperti dikutip dari laman NY Times, Jumat (3/4/2015).

3 dari 4 halaman

Ini Alasan Hillhouse Berkembang

Ini Alasan Hillhouse Berkembang

Hillhouse menerapkan suatu tradisi dengan melakukan penelitian sebelum menanamkan modalnya. Analis bahkan bisa menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk meneliti seperti yang terjadi kesepakatan dengan Mayo Clinic.

Zhang bahkan turun tangan untuk meneliti suatu perusahaan dan industri yang ingin dikembangkan dan menanamkan investasi, lalu akan kembali dengan laporan tebal.

Suami Tracy Ma menunjukkan hal itu saat perjalanan terbarunya ke San Francisco. Meski ia masuk jajaran investor terkaya China, ia tetap meneliti dengan terjun langsung.

Zhang Lei dan rombongannya berdesakan di sebuah rumah dengan tiga kamar tidur di distrik Mission. Ia menyewanya melalui Airbnb.

Padahal ia memiliki dana sekitar US$ 18 miliar. Tak hanya itu, ia juga memesan air dari Instacart, salah satu layanan pengiriman berdasarkan permintaan. Beberapa hari kemudian saat di New York, ia membeli makanan melalui Google Express.

Tentu saja itu, ia bukan tak mampu tinggal di hotel mewah dan restoran. Yang dilakukan Zhang Lei merupakan penelitian. Zhang ingin mengenal beberapa bisnis, lalu menanamkan modal di bisnis tersebut.

Zhang mewakili wirausaha China baru di antara kalangan papan atas di Silicon Valley. Ia telah berkonsultasi dengan orang-orang seperti Mark Zuckerberg dan Jeff Bezos, dan mengunjungi perusahaan start up seperti Airbnb.

Akan tetapi, bagi orang luar, Hillhouse adalah perusahaan misterius yang dipimpin oleh seorang rahasia yang mendapatkan emas sejak dini.

Dengan dana dari universitas bergengsi, sovereign wealth fund, dan pengusaha kaya, Zhang tampaknya tidak mampu membuat taruhan yang buruk.

Salah satu perusahaan menyatakan, kalau Hillhouse berinvestasi dalam waktu lama. Salah satu investor mengatakan, imbal hasil rata-rata investasi oleh Hillhouse bisa mencapai 39 persen sejak didirikan pada 2005.

"Zhang sosok luar biasa. Ia memiliki wawasan benar-benar hebat. Ia mampu mengidentifikasi apa yang akan menjadi bisnis besar. Dia juga seorang networker," ujar Dean Takahashi, Direktur Senior Yale Endowment.

4 dari 4 halaman

Cara Zhang Bekerja

Cara Zhang Bekerja

Zhang memperkenalkan pengusaha China sukses melalui Hillhouse Club yang didirikannya di kampus Yale, dan dinamai Hillhouse Avenue.

Strategi yang dilakukan Hillhouse membuat perusahaan ini lebih dari sebuah perusahaan private equity. Perusahaan ini punya strategi buy and hold. Investor pun bersedia untuk mengunci uangnya dalam waktu lama.

Hal itu memberikan Zhang waktu untuk investasi di perusahaan swasta seperti Blue Moon, produsen barang konsumen China. Saat bertemu pendiri Blue Moon, mereka menjual sabun tangan cair pada 2006. Empat tahun kemudian, ketika sebagian perusahaan multinasional menjual bubuk deterjen di China karena mereka pikir konsumen tidak akan membayar lebih untuk deterjen cair. Akan tetapi Zhang percaya kalau hal terjadi sebaliknya.

Ia membujuk Blue Moon untuk memperluas produksi untuk deterjen cair, dan mendanai ekspansi seperti menukarkan saham.

Sekarang, Zhang bertaruh itu bisa menjadi merek bernilai miliaran dolar yang bersaing dengan merek Tide. Hillhouse pun membuat taruhan serupa untuk perusahaan Gree, produsen AC, dan Midea produsen alat listrik.

"Saya melihat pemberontakan dari pengusaha China yang mampu menaikkan kapasitasnya melawan perusahaan multinasional yang berjalan lambat," kata Zhang.

Ia mengatakan, investasi di China bukan untuk menjadi lemah hati. Akan tetapi, peluang besar. "Jika Anda berpikir terbuka dan fokus ke masa depan China," kata Zhang.

Kini dana besar yang dimiliki, Zhang pun berangkat ke Amerika Serikat untuk mencari lebih banyak kesempatan. Dalam kesepakatan baru-baru ini, Hillhouse bekerja sama dengan Mayo Clinic, salah satu lembaga kesehatan terkenal AS. (Ahm/)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Miliarder adalah seseorang yang memiliki kekayaan bersih setidaknya satu miliar (1.000.000.000 atau seribu juta) unit mata uang tertentu.

    Miliarder

Video Terkini