Sukses

Sukardi Tolak Jadi Komut, Harga Saham BTN Turun

Harga saham PT Bank Tabungan Negara Tbk turun 3,67 persen menjadi Rp 1.180 per saham.

Liputan6.com, Jakarta - Sukardi Rinakit menolak menjadi Komisaris Utama (Komut) PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) memberikan sentimen ke harga saham PT Bank Tabungan Negara Tbk di awal pekan ini.

Berdasarkan data RTI, harga saham PT Bank Tabungan Negara Tbk turun 3,67 persen menjadi Rp 1.180 per saham pada penutupan perdagangan saham hari ini.

Saham PT Bank Tabungan Negara Tbk sempat berada di level tertinggi Rp 1.225 per saham dan terendah Rp 1.170 per saham. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 1.710 kali dengan nilai transaksi harian saham sekitar Rp 72,1 miliar.

Saham PT Bank Tabungan Negara Tbk turun 2,07 persen dari penutupan perdagangan saham 30 Desember 2014 di kisaran Rp 1.205 menjadi Rp 1.180 per saham.

Analis PT NH Korindo Securities, Reza Priyambada mengatakan, ada berita penolakan Sunardi Rinakit menjadi komisaris utama PT Bank Tabungan Negara Tbk memang memberi sentimen ke saham BTN. Akan tetapi, Reza menilai, tren harga saham BTN cenderung turun sejak menembus level 1.270 pada 31 Maret 2015.

"Pelaku pasar cenderung melakukan aksi jual ditambah ada berita penolakan jabatan juga turut mempengaruhi harga saham BTN. Tren harga saham BTN cenderung turun," kata Reza saat dihubungi Liputan6.com.

Sukardi Rinakit menolak menjadi Komisaris Utama (Komut) PT Bank Tabungan Negara (BTN), meski telah ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 24 Maret 2015.

Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) telah menunjuk Sukardi Rinakit sebagai Komut. Sementara Kamaruddin Sjam, Amanah Abdulkadir, Agung Kuswandono, Lucky Fathul Aziz, Catherinawati Hadiman dan Arie Coerniadi sebagai Komisaris.

Sukardi lahir di Madiun, 5 Juni 1963. Dia mengecap pendidikan S1 di FISIP Universitas Indonesia. Untuk S2, Sukardi merupakan lulusan dari South East Asia Studies-National University of Singapore. Sedangkan pendidikan terakhirnya yaitu S3 Political Science, National University of Singapore.

Selain sebagai pengamat politik, Sukardi Rinakit juga sebagai peneliti, pembicara dan penulis beberapa buku dan beberapa media nasional maupun internasional. Salah satu hasil karyanya, yaitu buku berjudul The Indonesian Military After The New Order (Copenhagen, Singapore, 2004). (Ahm/)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini