Sukses

Di AS, Orang Kaya Menguasai 95% Kekayaan Negara

Sayangnya, AS kembali mengalami disparitas pendapatan terparah sejak 1928. Satu persen orang terkaya di AS menguasai 95% harta negara.

Liputan6.com, Washington - Sebagai negara dengan perekonomian terbesar, rasa-rasanya agak sulit membayangkan Amerika Serikat (AS) ternyata masuk ke dalam jajaran negara dengan kesenjangan ekonomi terparah di dunia. Sayangnya, AS kembali mengalami disparitas pendapatan terparah sejak 1928.

Jauh lebih parah dari sejumlah negara lain, orang-orang terkaya di AS tampak hampir menguasai seluruh harta kekayaan negara. Bayangkan saja, sejak 2009 - 2012, satu persen penduduk terkaya di AS tercatat memiliki harta yang setara dengan 95 persen dari kekayaan negara.

Kondisi tersebut tercipta berkat pemulihan ekonomi yang terjadi sejak krisis finansial global yang terjadi pada 2008. Lalu bagaimana dengan 99 persen dari total penduduk di AS jika satu persennya berhasil menguasai 95 persen harta negara?

Berikut ulasan mengenai Negara Adidaya yang ternyata masih bergulat dengan persoalan kesenjangan antara penduduk kaya dan miskin seperti dikutip dari The Richest, Fortune.com, The Street dan sejumlah sumber lain, Kamis (16/4/2015):

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pertumbuhan Kesenjangan ekonomi

Pertumbuhan Kesenjangan ekonomi

Ekonom ternama Emmanuel Saez and Gabriel Zucman yang menjalani karir menghimpun dan menganalisa data pendapatan dan kekayaan merilis hasil studi mengejutkan tentang betapa ekstrimnya kesenjangan ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat. Hasil penelitiannya menunjukkan, yang terjadi di AS bukanlah kesenjangan pendapatan tapi selisih kekayaan yang terlalu ekstrim, antar penduduknya.

Kesenjangan pendapatan membandingkan selisih pendapatan setiap individu sedangkan kesenjangan kekayaan mengukur perbedaan harta dan aset yang dimiliki setiap warga. Bahkan terdapat tren yang sangat mengejutkan, kekayaan dapat diperoleh secara keturunan.

Para pengusaha kaya akan mewariskan kekayaan pada anak cucu dan keturunannya secara terus menerus. Itu berarti yang miskin akan tetap miskin sementara yang kaya terus mendulang harta.

Lebih parah lagi, para penduduk miskin akan kehilangan peluang pendidikan yang lebih baik, mudah terserang penyakit dan terkena gejala stres.

3 dari 4 halaman

Si kaya dan miskin

Si kaya dan miskin

Kesenjangan antara penduduk kaya dan miskin di AS memang terbilang super ekstrim. Parahnya dapat terlihat dari penelitian Saez dan Zucman yang menunjukkan 160 ribu keluarga terkaya di AS memiliki kekayaan yang setara dengan 145 juta keluarga miskin di sana.

Kekayaan yang dimilikinya 10 kali lipat lebih tinggi begitu juga dengan pendapatan yang berbeda hingga lebih dari 100 kali lipat. Bicara soal pendapatan, AS memang menarik garis perbedaan yang cukup besar antara karyawan dan CEO.

Bayangkan saja, seorang CEO perusahaan di AS dapat mencetak penghasilan tiap tahun sebesar 300 kali lipat lebih besar dari para karyawannya. Pasar tenaga kerja di AS memang telah berubah di mana para penduduknya dapat bersaing dengan tenaga kerja murah dari luar negeri.

4 dari 4 halaman

Pemicu kesenjangan ekonomi

Pemicu kesenjangan ekonomi

Pemicu kesenjangan ekonomi yang terjadi di AS bukan semata kesalahan pemerintah dalam mengelola kekayaan negara. Lebih dari itu, penduduk kelas menengah disebutkan juga jarang menabung.

Memang benar, pertumbuhan gaji yang stagnan membuat para pegawai kelas menengah ke bawah sulit untuk menyisihkan uangnya dan memulai bisnis baru yang mendatangkan harta lebih besar. Menurut Saez dan Zucman, tren tersebut bisa saja terjadi karena penduduk AS dapat memperoleh pinjaman dengan mudah.

Terlebih lagi mengingat, kenaikan gaji di AS sangat jarang terjadi dalam waktu lama. Para kapitalis yang menguasai bisnis di AS juga membuat para pengusaha baru sulit untuk bersaing. Tentu saja, kesenjangan yang ekstrim dapat berdampak buruk bagi sektor bisnis AS. (Sis/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini