Sukses

Kunjungi Indonesia, Rusia Minati Investasi Kereta Api

Sektor industri lain yang menarik bagi Rusia selain transportasi dan perkebunan adalah alumunium.

Liputan6.com, Jakarta - Proyek pembangunan rel kereta api di Indonesia dalam program Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) nampaknya menjadi daya tarik sendiri bagi investor asing. Selain Jepang yang menggebu-gebu ingin masuk berinvestasi di sektor kereta api, kini giliran Rusia yang menyatakan minatnya untuk membantui pemerintah Indonesia membangun konektivitas antar kota melalui jalur kereta api tersebut.

"Kami ingin bantu pemerintah Indonesia dalam pembangunan jalur rel kereta api. Kami juga tertarik dalam hal oengangkatan perdagangan dan investasi di sektor perkebunan," kata Wakil Perdana Menteri Rusiaā€ˇ Arkady Dvorkovich saat berbincang dengan wartawan di Hotel Shangrila, Jakarta, Minggu (19/4/2015).

Sektor industri lain yang menarik bagi Rusia selain transportasi dan perkebunan adalah alumunium, kerajinan tangan dan pembangunan sumber energi terbarukan.

Dalam kunjungannya yang pertama kali di Indonesia ini, Arkady Dvorkovich mengungkapkan bahwa Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki tingkat konsumsi tinggi, terutama di Jakarta. Karena hal itulah dirinya meyakini peningkatan kerjasama dan peningkatan perdagangan antara Rusia dengan Indonesia menjadi hal yang sangat dibutuhkan antar dua negara.

Wakil Perdana Menteri Rusiaā€ˇ Arkady Dvorkovich.

"Ini peluang bagi kami untuk mendukung Indonesia baik dalam peningkatan industri atau perdagangan," tegas dia.

Untuk menyatakan keseriusannya terhadap peningkatan kerjasama dengan Indonesia, Arkady dijadwalkan akan mengikuti World Economic Forum dan akan bertemu dengan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla besok siang.ā€ˇ

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil mengaku bahwa investor asal China juga tertarik untuk berinvestasi di Indonesia. Salah satu proyek yang diincar adalah kereta super cepat.

Sofyan mengungkapkan, sebenarnya Indonesia khususnya di pemerintahan Joko Widodo tidak memasukkan kereta super cepat ke dalam proyek pembangunan prioritas. "Nggak lah, belum. Itu masih jauh, jadi nggak ada apa-apa. Belum akan di-follow up," tegasnya. (Yas/Gdn)ā€ˇ

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.